Ternyata Kompensasi Tim Cook Lebih Rendah Dibandingkan Eksekutif Apple Lainnya

(Business Lounge Journal – Global News) Pada Rabu (6/1), perusahaan raksasa Apple memberikan keterangan mengenai kompensasi yang diterima oleh Chief Executive Apple Inc. Tim Cook pada tahun 2015, yaitu naik 11,5 persen menjadi USD 10,3 juta atau 143 miliar rupiah.

Pencapaian penjualan Apple tumbuh 28 persen dan keuntungan sebesar 35 persen namun sahamnya jatuh untuk pertama kalinya sejak tahun 2008.

Sedangkan kompensasi tahunan Chief Financial Officer Luca Maestri naik sekitar 81 persen menjadi USD 25,3 juta atau sekitar 351 miliar rupiah pada tahun 2015.

Pada kenyataannya Cook dibayar paling rendah di antara top eksekutif Apple. Sedangkan Angela Ahrendts, senior vice president untuk retail and online stores, mendapatkan kompensasi yang tertinggi dengan total paket yang dibayar sebesar USD 25,8 juta atau sekitar358 miliar rupiah pada tahun 2015.

Pada tahun lalu gaji pokok Cook meningkat sekitar 14,4 persen menjadi USD 2 juta pada tahun lalu, sementara kompensasi insentif non-ekuitas naik sekitar 19 persen menjadi USD 8 juta, menurut aturan yang berlaku.

Apple memiliki tahun yang baik untuk sebagian besar waktu di bawah kepemimpinan Cook. Misalnya saja penjualan di Tiongkok pada kuartal terbaru hampir dua kali lipat dari kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, dan iPhone terus mencapai rekor penjualan.

Namun perusahaan terpukul menjelang akhir tahun 2015, dengan saham yang jatuh sekitar 4,6 persen untuk tahun ini, atau untuk pertama kalinya negatif sejak krisis kredit global. Pada tanggal 26 September, Cook menahan sekitar 3,1 juta saham Apple yang belum vested, berpotensi memungkinkan dia untuk mendapatkan lebih dari USD 310 juta berdasarkan harga saham pada penutupan Rabu (6/1).

Saham diharapkan vested antara Agustus 2016 dan Agustus 2021. Saham perusahaan dunia yang paling berharga turun di bawah USD 100 untuk pertama kalinya dalam hampir lima bulan pada hari Rabu (6/1) sebelum ditutup pada USD 100,70.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x