(Business Lounge Journal – News) Peningkatan suhu rata-rata pada bulan Desember kemarin cukup untuk menjadikan tahun 2015 menjadi tahun terpanas kedua pada pencatatan di Amerika Serikat, menurut lapiran tahunan National Climate Monitoring dari National Oceanic and Atmospheric Administration yang dirilis pada Kamis (7/1). PBB sebelumnya telah melaporkan bahwa tahun 2015 menjadi tahun terpanas untuk seluruh planet.
Tahun lalu juga adalah terbasah ketiga pada catatan di AS dan melihat sepuluh bencana cuaca terkait iklim yang masing-masing disebabkan setidaknya USD 1 miliar dalam kerusakan di AS dan menewaskan total 155 orang. Ini termasuk kekeringan, dua kali banjir, lima badai parah, kebakaran, dan badai musim dingin.
Ini juga merupakan 19 tahun berturut-turut dengan suhu di atas suhu rata-rata untuk abad ini.
Setiap negara melaporkan suhu tahunan di atas rata-rata. Pemanasan ini juga dikeluhkan negara-negara pada bulan Desember, ketika banyak tempat mencapai suhu 30 derajat di atas normal dan banyak catatan yang ditetapkan.
Perubahan ini tercermin di Kutub Utara pada bulan itu, saat suhu naik menjadi 50 derajat di atas normal. Bagian dari pemanasan ini didorong oleh El Niño yang kuat, atau pemanasan berkala di Samudra Pasifik, tetapi beberapa juga dapat dikaitkan dengan pemanasan global, demikian dikatakan ahli meteorologi Eric Holthaus, seperti dilaporkan National Geographic.
Analisis ini datang kurang dari sebulan setelah Amerika Serikat dan 194 negara lainnya menandatangani perjanjian di Paris untuk lebih agresif melawan efek dari perubahan iklim.
“Bahkan jika semua target awal di Paris terpenuhi, kita hanya akan menjadi bagian dari perjalanan ke sana ketika karbon dari atmosfer berhasil dikurangi,” demikian dikatakan Presiden Barack Obama pada saat itu. Namun, perjanjian mewakili “titik balik” dengan mendirikan “arsitektur” untuk melakukannya, katanya.
Pusat pemantauan iklim NOAA tidak mengeluarkan prediksi untuk cuaca masa depan, tetapi badan Iklim Prediksi Pusat dapat memprediksikannya. Tim ini juga memperkirakan bahwa untuk tiga bulan ke depan suhu akan tetap hangat daripada rata-rata di banyak negara.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image :

