Nike Manfaatkan Fenomena Athleisure untuk Menangkan Persaingan

(Business Lounge – Global News) Nike harus menghadapi kenyataan bahwa posisinya sedang diincar oleh para pesaing muda yang sedang mulai naik daun.

Misalnya saja Under Armour Inc yang pada pekan lalu telah memperkirakan akan melipatgandakan pendapatannya selama tiga tahun ke depan hingga USD 7,5 miliar. Belum lagi Skechers USA Inc yang telah melompat menduduki peringkat ke-2 di antara para pembuat sepatu olahraga di Amerika Serikat.

Sedangkan Nike dengan angka penjualan mencapai USD 30,6 miliar pada tahun fiskal lalu, telah membawanya menjadi penjual terbaik di dunia pakaian olahraga dan sepatu. Bagi Nike maka yang menjadi tantangannya adalah bagaimana mempertahankan posisinya saat ini untuk tetap dapat memimpin.

Ketika perusahaan melaporkan laba kuartal pertamanya pada pekan lalu, pertumbuhan penjualan menghadapi persaingan yang cukup sulit untuk Piala Dunia mania pada musim panas lalu.

Sebuah laporan penelitian Citigroup mencatat bahwa Nike menghadapipersaingan yang terberat di wilayah Amerika Utara sejak Juni 2012. Setahun lalu, perusahaan mencatat pertumbuhan 15% pada pesanan masa depan untuk daerah tersebut, metrik penting yang memperkirakan pertumbuhan pada pesanan grosir untuk periode enam bulan ke depan, dianggap indikator permintaan untuk produk Nike.

Citi mengatakan Nike perlu untuk mempertahankan proyeksi tingkat pertumbuhan pesanan untuk dua digit pada masa depan untuk menghindari pukulan pada saham. Saham Nike naik 19% sepanjang tahun ini, menjadikannya pemain kedua terbaik di Dow Jones Industrial Average setelah UnitedHealth Group Inc.

Pendorong Pertumbuhan Nike

Apa yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan pada Nike baru-baru ini? Sebenarnya apa yang terjadi pada NIke bukanlah oleh karena kerja keras yang dilakukan perusahaan, namun lebih kepada berkaitan dengan gaya fenomena athleisure, yang telah disebut tren terbesar yang kini menjadi mode sejak mode skinny jean. Tapi Nike juga menghadapi persaingan baru, yaitu saat gaya spandex muncul di runways yan ada pada New York Fashion Week. Hal ini menyoroti luasnya kompetisi yang saat ini dihadapi oleh Nike, yang kini meliputi mulai dari alat-alat olah raga hingga barang-barang yang mewah dan high-end.

Tempat masalah terakhir untuk Nike adalah sepatu lari. Maraknya gaya kasual di toko-toko keluarga telah meningkatkan si kompetitor, Skechers ke tempat kedua sepatu olahraga, demikian seperti dilansir oleh WSJ. Pada musim semi lalu, eksekutif Nike mengatakan sepatu lari dengan harga menengah tidak mencapai penjualan sesuai dengan yang diharapkan.

Lonjakan Skechers menunjukkan Nike tidak terisolasi dari kompetisi, meskipun kemunduran Nike mungkin telah berumur pendek. Pada panggilan laba terakhir pada bulan Juni, Nike Merek Presiden Trevor Edwards mengatakan kategori itu rebound.

Sementara itu, di lapangan, Under Armour telah mendapat banyak buzz dari sponsor untuk pegolf Jordan Spieth, basket point guard Stephen Curry, dan quarterback sepakbola Tom Brady semuanya memenangkan kejuaraan besar tahun ini. Adidas yang berbasis di Jerman juga berjuang untuk memerangi menurunnya pangsa pasar AS dengan baru-baru ini menandatangani NBA all-star James Harden dan NFL MVP Aaron Rodgers, dan mengumumkan akan mengambil alih hak perlengkapan liga NHL dalam dua tahun.

Nike akan terus berupaya untuk mempertahankan dominasinya berhadapan dengan suksesi setelah pendiri dan ketua Phil Knight memasuki masa pensiun yaitu sekitar tahun depan.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x