Seorang pawang berdiri di dekat seekor harimau saat pertunjukkan Sirkusi Cedeno Hermanos di Kota Meksiko, Meksiko, Senin (9/3). Meksiko mencari rumah bagi setidaknya 2.000 harimau, gajah, jerapah, zebra, dan satwa eksotik lainnya yang dalam waktu dekat akan dilarang untuk digunakan di sirkus di Meksiko. Pemilik sirkus khawatir akan nasib hewan-hewan mereka, yang menurut mereka akan terlalu mahal untuk dipelihara setelah pelarangan tersebut berlaku, sementara pemerintah dan pihak kebun binatang berjuang dengan kesulitan yang sangat besar dalam merelokasi hewan-hewan yang dibesarkan untuk tampil di sirkus. Pelarangan ini baru berlaku pada 8 Juli mendatang, namun banyak sirkus yang telah tutup. Peraturan tersebut menetapkan bahwa hewan-hewan tersebut seharusnya berkembang di habitat asli mereka dan bertujuan untuk menghindari kekejaman terhadap satawa yang telah lama ditentang oleh organisasi-organisasi sipil. ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Romero.

Mungkinkah Hewan Mengalami Gangguan Mental?

(Business Lounge – Do You Know?) Penelitian yang luas menunjukkan bahwa hewan sangat bermanfaat bagi kesehatan mental manusia. Tapi bagaimana dengan kesehatan mental hewan? Secara umum hewan tidak akan mengalami sakit mental apabila masalah yang mereka alami adalah masalah yang alami bagi mereka.

“Gangguan mental jarang terjadi di antara hewan yang berada pada alamnya,” demikian dikatakan Bjarne Olai Braastad, seorang profesor etologi. Dia melakukan penelitian tentang perilaku dan kesejahteraan hewan dan hubungan antara hewan dan manusia di Norwegia University of Life Sciences (NMBU) di Ås, sebuah kota sekitar 30 km di tenggara Oslo. “Gangguan tersebut harus terjadi karena kesalahan genetik, tapi hewan yang demikian mungkin tidak akan bertahan hidup di alam,” tambahnya.

Tetapi interaksi dengan manusia adalah faktor yang dapat membuat hewan mengalami gangguan mental.

Masalah Alami

Braastad mengatakan bahwa hewan liar mengalami masalah yang alami bagi mereka, seperti ketakutan pada predator, persaingan untuk mendapatkan makanan antar sesama mereka namun rasa takut dan rasa ketidakamanan tersebut adalah keadaan alami untuk hewan liar dan tidak memicu penyakit mental.

Tetapi binatang liar dapat menjadi gila, misalnya tupai yang tiba-tiba menyerang manusia. Apa yang menyebabkannya? Braastad mengatakan hewan liar dapat melakukan kekerasan karena beberapa alasan, kemungkinan menderita cedera otak, memiliki gen yang rusak, atau cedera yang menyakitkan atau terserang penyakit. Atau dapat juga menjadi reaksi panik karena stres atau akses yang tidak cukup untuk memperoleh makanan.

Lalu bagaimana dengan kisah hewan yang melakukan bunuh diri. Para etolog (ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku hewan) menolak pendapat ini. “Tidak, hewan tidak bunuh diri. Kadang-kadang mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka terbunuh, tetapi mereka tidak sadar mencoba untuk mengakhiri semuanya. “

Kita semua telah mendengar tentang lemming bunuh diri kolektif dengan melompat dari tebing. Sebuah film Disney alam dirilis pada tahun 1958 membantu meningkatkan mitos urban ini dengan melempar beberapa lemming dari tebing. Manusia adalah yang harus disalahkan ketika hewan menderita secara mental. Ini adalah alasan mengapa ada hukum yang melindungi hewan dan ketetpan perawatan yang tepat untuk para hewan.

Masalah di Penangkaran

“Ya, hewan di penangkaran dapat menderita penyakit mental jika mereka berada di lingkungan yang melibatkan masalah pada mereka namun tidak dapat menyelesaikannya,” demikian dikatakan Braastad. Sebuah contoh umum hewan yang akan mencari hal-hal yang ingin mereka temukan dalam lingkungan alam mereka, tetapi tidak dapat mencapainya karena mereka dikurung. Contoh lainnya ketika hewan sangat ingin menemukan mitra sosial, hewan karnivora yang ingin berburu, dan kuda atau sapi yang ingin merumput di medan terbuka, tetapi tidak dapat melakukannya.

Hewan dapat melakukan tindakan kompulsif jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari dan butuhkan. Braastad menyebutkan hewan di kebun binatang dan ayam yang dikurung akan berkeliaran bolak-balik terus-menerus sepanjang dinding, atau anjing yang berputar-putar dalam lingkaran karena mereka tidak memiliki sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. “Ini adalah perilaku yang tidak memiliki fungsi dan disebabkan oleh frustrasi yang kuat,” kata peneliti. Hewan juga dapat menderita kecemasan dan depresi.

Karena itu sangat penting untuk memperhatikan bagaimana manusia memperlakukan hewan piarannya.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x