(Business Lounge – Business Insight) Persaingan ketat di industri pemesanan travel online membuat para pemain di industri ini harus memutar otaknya untuk menciptakan strategi tersendiri untuk dapat bersaing dengan kompetitornya. Khususnya bagi para pemain baru, jika hanya sekedar menyediakan layanan booking hotel serupa seperti yang sudah ada sebelumnya, maka dipastikan akan sulit bersaing dengan para pemain besar yang sudah ada seperti Agoda, Traveloka, dan PegiPegi. Intinya adalah harus memiliki unique value yang bisa ditawarkan kepada pelanggan.
Ada yang memberikan jaminan harga, ada yang berfokus pada hotel bintang 2 dan 3 saja, dan sebagainya. Akan tetapi lain lagi yang ditawarkan oleh Travelio, pemain baru di ranah booking hotel online ini hadir dengan fitur unik yang mengizinkan penggunanya untuk menawar harga dari hotel pilihan mereka. Travelio menjadi perintis travel agen yang menyediakan fitur tawar menawar.
Travelio didirikan pada tanggal 6 Agustus 2014 oleh empat orang founder Hendry Rusli, Christie Tjong, Christina Suriadjaja, dan Furia Agustinus. Bermula dengan penunjukan untuk mengerjakan proyek jaringan hotel murah, keempat founder ini melihat adanya potensi yang besar dalam bisnis pemesanan hotel online. Sementara layanan pemesanan online travel lainnya mengusung prinsip “best price guarantee”, Travelio melihat ada celah yang tidak dimanfaatkan oleh para kompetitornya, yaitu kebiasaan menawar harga yang dimiliki masyarakat Indonesia. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Travelio dengan mengizinkan penggunanya melakukan penawaran harga kamar hotel.
Untuk fitur tawar menawar harganya, Travelio menerapkan sistem yang disebut “Auto Approved Rate”, bagaimana cara kerjanya? Awalnya pengguna dipersilakan untuk melakukan pencarian hotel berdasarkan area tujuan, beserta tanggal dan lama menginap, kemudian dari hasil tersebut pengguna akan diberikan beberapa pilihan hotel dengan harga rata-rata kamar hotel tersebut. Kemudian pengguna bisa melakukan penawaran harga dengan menekan tombol “Tawar Sekarang” dan memasukkan harga yang mereka inginkan. Nah, sesudah itu salah satu dari skenario ini akan terjadi:
- Instant Approval, ini terjadi jika harga yang ditawar pelanggan sama atau lebih dari “Auto Approved Rate”, dengan demikian penawaran pengguna langsung disetujui.
- Manual Approve Rate, ini terjadi jika harga yang ditawar pelanggan lebih rendah dari “Auto Approved Rate”. Jika ini yang terjadi, maka pengguna harus menunggu persetujuan dari hotel maksimal 24 jam. Pihak hotel bisa menyetujui penawaran secara manual melalui aplikasi mobile yang telah dikembangkan oleh Travelio.
- Auto Reject, ini terjadi jika harga yang ditawar pelanggan berada di bawah “Bottom Rate”, dengan demikian penawaran pengguna langsung ditolak.
Sebagai pemandu dalam melakukan penawaran harga, Travelio menyediakan meteran “Tingkat Keberhasilan”, dengan dua warna yang ada, warna hijau menunjukkan bahwa tawaran konsumen kemungkinan besar akan diterima dan warna merah akan menunjukkan bahwa tawaran konsumen kemungkinan besar akan ditolak. Selain itu, Travelio menyediakan fitur mobile extranet pada aplikasi mobile yang dipakai oleh pihak hotel yang memungkinkan mereka melakukan update ketersediaan kamar secara langsung.
Layanan yang baru diluncurkan secara resmi pada bulan Maret kemarin, sudah bekerja sana dengan sekitar 5000 hotel yang bergabung dalam platform ini. Sementara ini Travelio memfokuskan diri untuk menjangkau hotel-hotel di di kota-kota besar terlebih dahulu, seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, dan lainnya. Selain Indonesia, Travelio juga sudah menjangkau beberapa negara dan kota di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, dan Makau. Saat ini Travelio juga sedang menjalankan strategi brand awareness untuk memperkenalkan konsep mereka dengan bekerjasama dengan beberapa komunitas travel blogger, selain itu pihaknya juga terus melakukan penyempurnaan akan tampilan mobile web Travelio. Aplikasi mobile-nya juga dikabarkan segera hadir pada pertengahan tahun ini.
Rebecca Hayati/VMN/BL/Managing Partner E-Commerce
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia

