(Business Lounge – Business Insight) Supercar Lamborghini semakin menarik perhatian banyak orang. Di Singapura, orang tidak perlu memilikinya, mereka yang penasaran untuk mencobanya kini dapat menyewanya sebab layanan taksi uber menawarkan penyewaan mobil mahal ini. Hanya dengan membayar $ 200 (sekitar 2,6 juta rupiah) selain biaya $ 7 per menit, Anda dapat berkeliling kota dengan menggunakan Lamborghini Gallardo Spyder. Lamborghini pun dapat semakin dikenal banyak orangyang mungkin belum dapat memilikikinya. Sangat menarik untuk dapat mengulas sejenak bagaimana terciptanya bisnis super car ini.
Lahirnya Lamborghini
Seorang Ferruccio Lamborghini yang berasal dari Cento, Emilia-Romagna Italya Utara tertarik pada mesin. Ia belajar teknik di Fratelli Taddia sebuah lembaga pendidikan dekat bolgna. Kemudian Ferruccio pun direkrut angkatan udara Italia untuk kemudian menjabat sebagai montir yang kemudian menjadi pimpinan pemeliharaan kendaraan. Setelah perang Italia – Turki, ia membuka bengkel di kota Centra untuk memodifikasi Fiat Topolino yang telah lama dibelinya.
Sebenarnya Ferruccio adalah seorang yang gemar mengkoleksi mobil-mobil Ferrari. Suatu saat Ferrucio menemukan masalah pada mobil Ferarrinya kemudian ia membandingkan pada tahun 1958 ketika dia membeli Ferrari 250 GT dan Ferrari 250 GTO tetapi menurut Ferriccio Lamborghini tipe Ferrari 250 GTO terlalu berisik pada girboksnya. Keluhan tersebut disampaikannya dengan bermaksud baik yaitu hanya sekedar menyampaikan masukan tetapi ia malah disuruh pergi. Ferriccio kesal dan kecewa hingga ia akhirnya memutuskan untuk membuat mobil sendiri dan berambisi untuk mengalahkan Ferrari.
Lahir untuk Bersaing
Entah bagaimana pun asal mulanya tetapi Lamborghini diciptakan untuk menyaingi Ferrari. Itulah bisnis dan Lamborghini berhasil meraih pasarnya dan menyaingi Ferrari. Namun demikian penting bagi Lamborghini untuk memiliki value untuk dapat meng-attract customer-nya. Salah satunya dengan mengedepankan design-nya yang khas.
Dalam mengarungi dunia persaingan, Lamborgini juga pernah mengalami kegagalan. Tetapi bukan berarti kalau sudah gagal maka tidak akan bangkit lagi. Walaupun beberapa kali Lamborghini nyaris gulung tikar tapi tidak semudah itu untuk menyerah. Pada tahun 1988 Lamborghini diselamatkan setelah dibeli oleh Audi (Volkswagen Group). Tapi setelah dibeli Audi Lamborghini tetap masih mempertahankan nilai-nilai seninya, seperti logo banteng dan nama yang selalu diambil dari nama-nama banteng.
Mengutamakan Pelanggan
Lamborghini memiliki strateginya sendiri untuk memenangkan hati pelanggannya. Produksinya memang sangat terbatas karena itu perusahaan ini akan mem-follow up customer satu per satu. Sehinga membeli Lamborghini bukan hanya sekedar membeli mobil mewah tetapi membeli komunitas dan membangun network antara para pencinta Lamborghini yang rata-rata berasal dari kalangan ekonomi atas dengan segudang pekerjaan yang sering kali memperoleh dampak yang menguntungkan mereka. Hal ini juga diucapkan oleh 167 member dari komunitas Lamborghini yang mengatakan bahwa kelebihan memiliki mobil lamborghini yaitu dapat mengikuti komunitas yang dapat menguntungkan mereka.
Lamborghini sendiri selalu mengevaluasi setiap hasil produksi mobilnya baik yang sudah sampai pada customer dan kemudian membandingkan hasilnya dengan target yang telah ditentukan semula. Dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki sistem yang ada secara berkesinambungan sekaligus meningkatkan komunikasi antara produsen dan konsumen. Mungkin tidak banyak perusahan mobil yang menerapkan strategi ini tapi mendengarnya saja sudah sangat menarik pastinya.
Lamborghini di Indonesia
Di Indonesia Lamborghini menduduki peringkat ke-3 di kawasan Asia Pacific setelah Tiongkok dan Thailand. Target market di Indonesia sendiri konsumen usia menengah keatas dan dari kalangan ekonomi atas. Strategi dari Lamborghini itu sendiri menggarap pangsa pasar yang sudah eksis karena target dari Lamborghini sangat segmented.
Frity, Bunga/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana