(Business Lounge – Culture) Dalam masyarakat Tiongkok atau negara Asia lainnya, amplop merah atau paket merah merupakan hadiah uang yang diberikan pada hari libur seperti Tahun Baru Imlek atau acara-acara khusus seperti pernikahan, kelahiran bayi atau kelulusan. Selain Tiongkok, kebiasaan yang sama ada khususnya di Vietnam, Jepang, Korea Selatan, dan banyak negara lain dengan populasi etnis Tionghoa yang cukup besar.
Mengapa berwarna merah?
Warna merah pada amplop melambangkan keberuntungan. Tindakan meminta amplop merah biasanya disebut tao hongbao atau yao Lishi. Namun ada juga beberapa sebutan yang lain. Amplop merah biasanya diberikan oleh pasangan suami istri untuk para lajang, terutama untuk anak-anak.
Jumlahnya harus genap
Jumlah uang yang terkandung dalam amplop biasanya genap dan tidak boleh ganjil, sesuai dengan keyakinan Tionghoa. Hadiah uang ganjil secara tradisional dikaitkan dengan pemakaman. Ada juga tradisi yang megatakan bahwa nominal uang tidak boleh mengandung angka 4, seperti di 40, 400 dan 444, seperti pengucapan kata “empat” menyerupai kata “kematian “dan dengan demikian berarti nasib buruk bagi banyak orang Tionghoa.
Pada pernikahan, jumlah yang ditawarkan biasanya dimaksudkan untuk menutupi biaya untuk para peserta serta menandakan goodwill untuk pengantin baru, dengan jumlah yang tepat dengan angka 288 RMB (pasangan + sukacita ganda) dan 388 RMB (kelahiran + sukacita ganda).
Diberikan kepada yang belum menikah
Selama Tahun Baru Cina, terutama di Cina Selatan, amplop merah biasanya diberikan oleh mereka yang telah menikah kepada mereka yang belum menikah, yang sebagian besar adalah anak-anak. Jumlah uang biasanya dicatat untuk menghindari menebak angka sebelum membukanya. Merupakan tradisi untuk membuka amplop di depan kerabat demi sopan santun.
Amplop merah juga digunakan untuk memberikan pembayaran untuk layanan yang menguntungkan bagi pemain barongsai, praktisi agama, guru, dan dokter.
Ang Pao pada masa Dinasti Qin
Di Tiongkok, selama Dinasti Qin, orang tua akan mengikat koin dengan benang merah. Sesuai dengan kepercayaan mereka maka koin-koin tersebut diyakini peri yang menjadi koin untuk menolong anak-anak. Koin pun diletakkan di bawah bantal. Koin kemudian berganti dengan the Yasui qian, amplop merah yang dicetak yang cara pemberiannya juga dengan meletakkannya di bawah bantal.
Pada awalnya amplop merah hanya diberikan kepada anak-anak selama Festival Musim Semi, tetapi terus berkembang hingga diberikan kepada siapa pun. Dengan memberikan amplop merah diyakini akan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi yang menerimanya.
Ang Pao di Beberapa Negara Lain
Tradisi seperti ini juga berlangsung di negara-negara lain di Asia. Di Thailand, Myanmar (Burma), dan Kamboja, diaspora dan imigran Tiongkok telah memperkenalkan budaya amplop merah.
Di Kamboja, amplop merah disebut Ang Pav atau Tae Ea. Ang Pav disampaikan dengan keinginan terbaik dari para tetua ke muda. Diberikan dengan disimpan di bawah bantal.
Di Vietnam, amplop merah juga biasanya diberikan kepada anak-anak. Mereka umumnya diberikan oleh orang tua dan orang dewasa kepada yang muda. Maka yang lebih muda akan membalas dengan memberikan ucapan semoga berumur panjang.
Di Korea dan Jepang, hadiah uang diberikan kepada anak-anak oleh keluarga mereka selama periode tahun baru. Di Jepang, amplop merah digantikan dengan amplop putih dengan nama penerima tertulis pada bagian depan. Hal serupa dilakukan pada pernikahan di Jepang, tetapi amplop dilipat dan dihiasi dengan busur yang rumit.
Di Filipina, para etnis Tionghoa saling bertukar amplop merah (disebut ang pao) selama Tahun Baru Imlek.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: businesslounge