(Business Lounge – Company Profile) Procter & Gamble Co, juga dikenal sebagai P & G, merupakan perusahaan barang konsumen multinasional Amerika yang berkantor pusat di pusat kota Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, didirikan oleh William Procter (pembuat lilin) dan James Gamble (pembuat sabun). Keduanya berasal dari Inggris yang kemudian bertemu dan membuat sebuah usaha bersama, Procter & Gamble pada tahun 1837.
Pembuat Sabun dan Pembuat Lilin
Setelah William Procter (pembuat lilin) dan James Gamble (pembuat sabun) membuat P&G maka untuk pertama kalinya mereka memenangkan tender dan menjadi pemasok sabun dan lilin pada tentara Amerika pada tahun 1858-1859. Pada tahun 1880-an P&G pun memulai debutnya dengan melempar sabun Ivory ke pasaran, sebuah sabun dengan harga yang murah dan dapat mengapung di air. Terobosan lain yang dibuatnya adalah minyak sayur Crisco.
Pada tahun 1920-an hingga 1930-an ketika radio menjadi popular, P&G mensponsori sejumlah acara radio sehingga dikenallah istilah opera sabun. P&G terus menciptakan terobosan-terobosan baru seperti deterjen, shampo, pasta gigi, kertas toilet, dan berkembang terus hingga cairan pelembut pakaian, hingga produk pampers yang sangat booming karena bayi dapat meninggalkan popoknya.
P&G pun mengakuisisi beberapa perusahaan consumer goods yang sudah memiliki nama, salah satunya adalah gillette yang membawa P&G menjadi perusahaan consumer goods terbesar dan mengungguli Unilever.
Melepas 100 Merek – Sebuah Strategi Bisnis
P&G terus berkembang dan menghasilkan banyak produk mulai dari makanan hewan peliharaan, bahan pembersih, hingga produk perawatan pribadi. Sebelumnya P&G juga memiliki produk makanan dan minuman sebagi contoh yaitu Pringles yang kemudian dijual ke Kellogg Company. Pada tahun 2014, P & G mencatatkan hasil penjualan mencapai $ 83,1 miliar (sekitar 1.047 triliun rupiah).
Namun pada tanggal 1 Agustus 2014, P & G mengumumkan perampingan perusahaan dan meniadakan sekitar 100 merek dan berkonsentrasi pada sisa 80 merek, yang menghasilkan 95 persen dari keuntungan perusahaan. Hal ini menjadi sebuah strategi bisnis yang dilakukan oleh P&G ketika diputuskan untuk mengorbankan penjualan yang satu demi keberlangsungan merek yang lain.
Consumer is the Boss
‘The Consumer is the Boss’ ini memang bukan moto dari P&G tetapi telah menjadi acuan bagi P&G dalam menjalankan bisnisnya. Itulah sebabnya P&G selalu menjadikan kebutuhan, aspirasi, dan concern konsumen sebagai acuan untuk melakukan pengembangan dan inovasi.
P&G yang memiliki konsumen sebanyak 4,6 miliar di seluruh dunia membagi produknya menjadi 4 kategori, yaitu Caring About Your Look and Beauty, Caring About Your Home, Caring About Your Family, dan Caring About Your Health.
Kekuatan P&G
Ada 5 hal yang kemudian diakui P&G menjadi kekuatannya dalam menguasai industri produknya:
– Consumber understanding : P&G melakukan ribuan studi penelitian setiap tahun, dan menginvestasikan ratusan juta per tahun untuk memahami konsumen.
– Innovation: P&G banyak mendapatkan penghargaan oleh karena inovasi yang dilakukannya.
– Brand – Building: P&G selalu membangun brand yang kemudian berhasil menguasai pasaran.
– Go to Market Capabilities: P&G dalam banyak hal terpilih sebagai pemasok dan
– Scale: P&G memiliki skala keunggulan pada seluruh merek, bisnis, operation, dan karyawannya. Hal ini memungkinkan P&G untuk berbagi pengetahuan, teknologi, mengoptimalkan pengeluaran, dan aliran sumber daya untuk lebih melayani konsumen dan terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana