(Business Lounge – Art) Kebanyakan masyarakat Indonesia generasi kini mengenang Pangeran Diponegoro sebagai pejuang kemerdekaan abad ke-19 yang memimpin rakyat Jawa melawan kolonialisme Belanda dalam Perang Jawa (1825-30). Sebagian besar lainnya memandang beliau sebagai bangsawan Yogyakarta yang wajahnya dapat ditemukan di kelas-kelas sekolah Indonesia bersama dengan pahlawan nasional lainnya. Kisah luar biasa Diponegoro (1785- 1855) kini disuguhkan dalam Pameran Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh, dihadirkan melalui sudut pandang pelukis klasik, seniman kontemporer serta publik umum.
Pameran ini juga merupakan lanjutan dari pameran seni Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia yang sangat sukses, diprakarsai oleh Goethe- Institut Indonesien, bersama dengan Sekretariat Negara Republik Indonesia, Galeri Nasional Indonesia, dan Kedutaan Besar Jerman. Pameran ini merupakan pameran monografi pertama dari karya sang pelukis di Indonesia, dengan menghadirkan lukisan dan drawing dari koleksi pribadi dan publik. Salah satu lukisan yang dihadirkan Penangkapan Pangeran Diponegoro, direstorasi—dengan dukungan dermawan dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo—setelah pameran tersebut dan menjadi pusat pameran ini.
Serangkaian program acara tambahan, seperti lokakarya dan diskusi panel akan melengkapi pameran, termasuk pameran paralel Pangeran Diponegoro dalam Perspektif Belanda sejak 1800 hingga kini, di pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis. Pameran ini, yang juga berlangsung dari tanggal 12 Februari hingga 11 Maret, memusatkan perhatian pada pengaruh Diponegoro terhadap politik dan masyarakat Belanda di abad ke-19 dan ke-20 melalui manuskrip, surat-surat, dan artikel media massa Belanda. Pameran ini menunjukkan bagaimana hubungan Diponegoro dan negara Belanda terus berlangsung dan menginspirasi karya seni rupa.
Sonang Elyas/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Sonang Elyas