(Business Lounge – News & Insight) Para menteri luar negeri negara-negara di Asia Tenggara telah mengungkapkan keprihatinannya pada Rabu (28/1) atas reklamasi lahan yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan, seperti Filipina yang telah mendesak Beijing. Pernyataan itu muncul setelah Manila memperingatkan sesama anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada acara kementerian di Malaysia bahwa kredibilitas 10-negara anggota ASEAN telah dipertaruhkan kecuali hal tersebut dapat ditangani dengan baik atas “masalah penting di halaman kita sendiri”.
“Acara ini berisikan berbagi keprihatinan yang diangkat oleh beberapa menteri luar negeri pada reklamasi lahan di Laut Cina Selatan,” demikian dikatakan sebuah pernyataan yang diberikan oleh tuan rumah atas pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman, setelah pertemuan selama dua hari, tanpa menyebutkan nama negara tertentu.
Haruslah diwaspadai terganggunya hubungan dengan negara raksasa yang menjadi tetangga negara-negara ASEAN di utara. ASEAN pun telah bertahun-tahun menanggapi dengan hati-hati namun semakin tegas atas klaim dari Tiongkok atas Laut Cina Selatan. Tiongkok mengklaim hampir semua lokasi laut, posisi yang bertentangan dengan anggota ASEAN Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, serta dengan non-anggota ASEAN, yaitu Taiwan.
Beijing telah memicu tumbuhnya kewaspadaan di seluruh wilayah dengan tindakan yang dipandang agresif dan menimbulkan kekhawatiran konflik. Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan pekan lalu bahwa Beijing berusaha untuk membangun pulau-pulau di sekitar terumbu terpencil di kepulauan Spratly, yang dapat menjadikan posisi Tiongkok semakin kuat dengan benteng bahkan landasan terbang.
“Masalah reklamasi besar-besaran menyajikan dilema kebijakan strategis bagi ASEAN,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (28/1). “Kelambanan kami tentang hal ini akan merusak (persatuan ASEAN), karena kita tidak dapat mengatasi dengan cara terpadu dan kolektif seperti isu penting di halaman belakang kita sendiri.” Ia juga mengatakan masyarakat internasional harus “mengatakan kepada Tiongkok bahwa apa yang dilakukannya adalah salah – bahwa ia harus menghentikan kegiatan reklamasi sekaligus”.
Para menteri luar negeri bertemu di kota Kota Kinabalu di pulau Kalimantan untuk pertama kalinya sebelum berlangsungnya beberapa pertemuan diplomatik pada tahun ini di Malaysia, yang memegang kursi ASEAN untuk tahun 2015.
Pernyataan Anifah disebut ASEAN bertujuan untuk meningkatkan upaya untuk mencapai pelaksanaan kode etik di Laut Cina Selatan yang bertujuan untuk mencegah konflik. Setelah bertahun-tahun tekanan, Tiongkok sepakat pada 2013 untuk mengadakan pembicaraan dengan ASEAN mengenai isu tersebut. Namun banyak analis mempertanyakan komitmen Beijing dan mengatakan adanya kemungkinan untuk mengulur-ulur waktu untuk sementara waktu.
Kementerian luar negeri Tiongkok menolak tuduhan Manila mengenai barisan reklamasi lahan. Ia mengatakan pada pekan lalu bahwa “negara-negara kecil tidak bisa membuat masalah dari apa yang tidak ada”. Del Rosario mengatakan reklamasi Tiongkok akan mengganggu kebebasan navigasi di perairan, tempat sebagian besar perdagangan dunia melewati.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

