(Business Lounge – Business Insight) Perusahaan sosial media, yang berbasis di California ini mengatakan pada Selasa (20/1) bahwa pihaknya telah memperbarui layanan yang dapat mengurangi jumlah postingan yang kemudian dianggap sebagai hoax yang muncul dalam pengguna feed berita. Hal ini termasuk posting mengenai penipuan atau berita palsu secara sengaja atau menyesatkan, yang dapat mengganggu pengguna.
“Orang sering berbagi hoax tersebut dan kemudian memutuskan untuk menghapus postingan asli mereka setelah mereka menyadari bahwa mereka telah ditipu,” demikian dikatakan insinyur perangkat lunak Facebook Erich Owens dan ilmuwan penelitian Udi Weinsberg dalam posting blog. “Bahkan, pengujian kami menemukan orang-orang dua kali lebih mungkin untuk menghapus jenis posting setelah menerima komentar seperti itu dari seorang teman.”
Untuk mengurangi kemungkinan pos tipuan muncul dalam berita masyarakat feed, orang sekarang bisa melaporkan post yang palsu, mirip dengan bagaimana spam dilaporkan. Tulisan yang ditandai sebagai palsu akan mendapatkan berkurangnya distribusi di news feed, dan mereka ditandai oleh banyak orang juga akan dijelaskan dengan pesan-orang yang cerita mungkin palsu peringatan.
Owens dan Weinsberg mengatakan konten satir seharusnya tidak terpengaruh oleh pembaruan karena “orang cenderung tidak melaporkan konten satir yang dimaksudkan untuk menjadi lucu, atau konten yang jelas diberi label sebagai sindiran.”
Facebook akan melihat seberapa sering pengguna melaporkan sesuatu sebagai hal yang palsu, fitur baru, dan seberapa sering pengguna menghapus item-item tersebut.
Facebook tidak akan menghapus item. Tapi perusahaan itu akan mengurangi seberapa sering postingan yang ada menyinggung feed berita. Tulisan juga akan muncul dengan pesan yang mengatakan bahwa banyak orang lain di Facebook telah melaporkan hal itu sebagai palsu. Facebook mengatakan konten lucu dan satir seharusnya tidak terpengaruh.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana