WHO Lakukan Revisi Jumlah Korban Tewas

(Business Lounge – News & Insight) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (1 Desember) merevisi keterangan yang pernah dirilis organisasi dunia tersebut bahwa korban meninggal akibat Ebola telah mencapai hampir 7000 jiwa.Hal ini disebabkan adanya kesalahan penghitungan korban jiwa di Liberia.

Semula Liberia mengatakan bahwa terhitung sejumlah 4,181 orang telah tewas akibat wabah ebola ini. Namun kemudian jumlah tersebut direvisi menjadi 3.145 orang atau hampir selisih 1000 orang. Sehingga WHO yang semula menyatakan bahwa korban jiwa tewas hampir mencapai 7.000 orang merevisi keterangannya menjadi hampir mencapai 6.000 orang.

Setelah data korban tewas kembali dihitung ulang maka tercatat 5.987 orang tewas akibat wabah ebola di tiga buah negara yang berada di pusat wabah di Afrika barat – Sierra Leone, Guinea dan Liberia.

“Adapun data yang keliru pada laporan jumlah kematian di Liberia diterbitkan pada November 28. Sekarang angka tersebut telah diperbaiki,” kata badan PBB dalam sebuah pernyataan lewat email seperti dirilis oleh AFP. “Jumlah kumulatif total kematian di Liberia adalah 3.145,” katanya, turun dari angka Jumat 4181.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait dengan revisi yang dilakukan.

Ketika lembaga yang memberikan angka korban yang telah tewas sebelumnya sejumlah 6.928 kematian pada hari Jumat (28/11), naik dari 5.674 selama dua hari sebelumnya, sehingga teridentifikasi kenaikan yang tajam pada tingkat kematian di Liberia “rekonsiliasi angka historis” dan bukan tidak ada kematian baru dalam beberapa hari terakhir.

Setelah koreksi dilakukan pada hari Senin (1/12), WHO mengatakan bahwa pada 28 November, Guinea telah mencatat 2.155 kasus dan 1.312 kematian, Liberia memiliki 7635 kasus, dan 3.145 kematian. Sementara Sierra Leone melaporkan 7.109 kasus dan 1.530 kematian. Ada juga 15 korban jiwa di negara-negara lain, sehingga total menjadi 6.002.

Juga pada hari Senin, WHO mengatakan adanya “kemajuan yang berarti” yang telah dicapai dalam mengurangi penyebaran Ebola dengan mengisolasi pasien dan memakamkan mayat dengan aman.

Tapi Asisten Direktur Jenderal Bruce Aylward mengatakan bahwa target untuk 100 persen isolasi pasien dan 100 persen penguburan dengan aman, maka pada 1 Januari mendatang dirasa perlu untuk adanya pertemuan. Dia memperingatkan bahwa di Liberia ada tanda-tanda “rasa puas pengaturan di dalam”. Namun hal ini harus diantisipasi sehingga tidak memakan banyak korban jiwa.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x