(Business Lounge – News & Insight) Sebuah pesawat ruang angkasa Soyuz milik Rusia telah berhasil diluncurkan pada Minggu (23/11) ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station – ISS) dengan membawa astronot wanita pertama dari Italia, Samantha Cristoforetti bersama dengan kosmonot Rusia Anton Shkaplerov dan astronot Amerika Terry Virts. Soyuz TMA-15M diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur Rusia di Kazakhstan demikian pernyataan badan antariksa Rusia Roscosmos seperti dilansir oleh AFP.
“Soyuz dengan aman telah berada di orbit dan selanjutnya akan berhenti di ISS (International Space Station),” tulis NASA dalam sebuah tweet, sementara sebuah gambar dari peluncuran menunjukkan Virts memberikan acungan jempol dan tersenyum.
Cristoforetti, Virts, dan Shkaplerov yang berlabuh sekitar enam jam setelah lepas landas di stasiun ruang angkasa akan tinggal di sana hingga Mei 2015. Perjalanan ini juga membawa persediaan makanan yang cukup besar, dengan hampir setengah kilo kaviar di bagasi mereka dan mesin espresso.
“Akan ada 15 kotak kaviar (telur ikan sturgeon yang termasuk ikan langka) dengan berat masing-masing 30 gram, juga apel, jeruk, tomat, dan 140 kotak susu beku dan teh hitam tanpa gula,” demikian dikatakan seorang pejabat stasiun ruang angkasa seperti dikutip oleh kantor berita Rusia Tass.
Para astronot di stasiun ruang angkasa juga dapat menikmati minuman yang layak berkat mesin seberat 20-kilogram yang dirancang oleh pembuat kopi Italia terkenal, Lavazza dan perusahaan teknik Argotec, yang mengkhususkan diri dalam membuat makanan di antariksa.
Cristoforetti, 37, yang juga seorang kapten di Angkatan Udara Italia, “bukan hanya menjadi astronot wanita pertama dari Italia yang pergi ke luar angkasa, tetapi juga astronot pertama dalam sejarah penaklukan ruang angkasa yang menikmati espresso asli Italia di orbit, “demikian dikatakan kedua perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Secara total 16 negara bekerja di stasiun ruang angkasa, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, yang membiayai sebagian besar operasionalnya. Sebuah tim astronot selalu berada di sana, paling tidak hingga enam bulan.
Stasiun ini diluncurkan ke orbit pada tahun 1998 dengan menelan biaya sebesar US $ 500 miliar (sekitar 6000 triliun rupiah) dan diperkirakan akan beroperasi hingga tahun 2024.
NASA sepenuhnya tergantung pada Rusia untuk mengirim astronotnya ke Stasiun, yang menimbulkan biaya yang ditanggung oleh Amerika Serikat sebesar US $ 70 juta per orang (sekitar 840 miliar rupiah) yang ikut serta pada Soyuz roket.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia