Stille Passanten – Kisah Suriname

(Business Lounge – Culture) Suriname, jauh di mata namun dekat di hati. Demikianlah sebuah negara yang terletak di Amerika Selatan tempat 75,000 masyarakat Jawa bermukim.

Republik Suriname dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda dan pernah dijajah oleh Belanda. Oleh karena penjajah Belanda inilah maka antara tahun 1890 – 1939, banyak orang Jawa dikirim ke sana mengingat adanya kebutuhan tenaga kerja.

Kini menurut perkiraan, 15% penduduk Suriname adalah suku Jawa bahkan bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa daerah yang diakui. Untuk mengingatnya Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis menggelar Suriname Java Festival.

IMG_3210

IMG_3212

IMG_3213

IMG_3215

IMG_3216

IMG_3217

Suriname Java Festival terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga 15 November 2014 besok. Berbagai foto yang yang menjelaskan akar sejarah bagaimana masyarakat Jawa dapat ada di Suriname. Sebelumnya perbudakan adalah suatu yang berlaku di Suriname sampai diberlakukan penghapusan perbudakan yang menyebabkan para budak kemudian meninggalkan perkebunan.

Hal ini kemudian membawa kepada situasi paceklik tenaga kerja. Akibatnya Belanda sang penjajah yang juga menjajah Indonesia memutuskan mengirim tenaga kontrak dari Jawa ke Suriname. Setelah kontrak selesai, sebagian dari tenaga kerja asal Jawa ini memilih tetap bermukim di Suriname.

IMG_3222

IMG_3221

IMG_3220

IMG_3219

IMG_3218

IMG_3223

IMG_3224

IMG_3238

Sonang Elyas/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Sonang Elyas