(Business Lounge) George Santoso memaparkan bahwa ada 4 hal yang menjadi core values PT. DuPont Agricultural Products Indonesia. Salah satu yang diuraikannya kepada businesslounge.co Vibiz Media Network adalah Environmental Stewardship.
DuPont sangat memegang prinsip bahwa dalam menjalankan operasional tidak boleh merusak lingkungan atau tidak meninggalkan footprint pada lingkungan. Presiden Direktur PT. DuPont Agricultural Products Indonesia ini memberikan contoh bagaimana DuPont memiliki sustainability goal untuk pertama kalinya yang dibuat pada tahun 1990. Sustainability goal ini kemudian dimonitor secara terus menerus. Sejak tahun 1990 – 2004 (14 tahun) tercatat produksi DuPont meningkat 2 kali lipat. Secara logika, DuPont akan menggunakan energi 2 kali lipat pula. Tetapi pada kenyataannya, walaupun produksi meningkat dua kali lipat tetapi pemakaian energi tercatat flat atau tetap.
Bagaimana bisa demikian?
“Sesungguhnya, banyak sekali energi baik listrik, minyak bumi, atau gas yang dapat kita save selama 14 tahun ini,” demikian dikatakan George. “Hal ini berdampak besar sekali terhadap lingkungan.” George melanjutkan pemaparannya bahwa environmental stewardship sebenarnya merupakan good business. Bagaimana tidak, selama 14 tahun DuPont sudah menghemat biaya dengan total US $ 4 – 5 miliar (40 – 50 triliun rupiah). Hal ini sebagai dampak penghematan energi yang DuPont lakukan.
“Jadi environmental stewardship bukanlah biaya tetapi good business untuk perusahaan asal kita tahu cara menerapkannya dengan tepat,” George kembali menegaskan.
Namun tidak hanya masalah energi, DuPont pun mempunyai target pengurangan pemakaian air, mengurangi emisi kepada udara, mengurangi emisi Karbon dioksida (CO2), Sulfur Dioksida (SO2), dan NOx. Sampai saat ini DuPont telah berhasil mengurangi 90% emisi CO2, juga Carsinogenic Emission ke udara. DuPont telah bertekad untuk terus melakukan hal ini.
Untuk mengawasinya, DuPont pun membuat Sustainability Report dan mempublikasikannya di website DuPont pada setiap tahun sehingga setiap orang dapat melihatnya.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana