(Business Lounge – News & Insight) The Republic of Korea (ROK) dan Democratic People’s Republic of Korea (DPRK) pada Rabu (15/10) mengadakan pembicaraan militer tingkat tinggi di Panmunjom sebuah desa tempat gencatan senjata diadakan. Demikian dilaporkan oleh media setempat seperti dilansir oleh AFP.
Para pejabat militer dari kedua Korea memulai dialognya pada pukul 10:00 waktu setempat (01.00 GMT). Sebelumnya pada hari yang sama, Kantor Berita Yonhap juga melaporkan dengan mengutip sumber-sumber pemerintah bahwa kedua Korea “sedang mempersiapkan untuk melakukan pembicaraan militer guna meredakan ketegangan militer.” ROK dan DPRK memang telah mencanangkan untuk segera melakukan dialog.
Beberapa bentrokan sebelumnya telah terjadi beberapa kali antara kedua Korea yang saling bersitegang pekan lalu. Pada 10 Oktober, DPRK menembakkan senapan mesin ke arah balon yang membawa selebaran anti-DPRK yang dilayangkan oleh organisasi sipil ROK. Setelah beberapa peluru jatuh ke selatan perbatasan, kedua Korea pun sempat bentrok senjata.
Begitu juga pada 7 Oktober, kapal angkatan laut kedua Korea terlibat bentrokan dekat perbatasan laut barat yang disengketakan setelah kapal patroli DPRK melanggar Garis Batas Utara (NLL).
Tepat setelah insiden tanggal 7 Oktober tersebut maka Pyongyang pun mengirimkan permintaannya ke Seoul untuk mengadakan pembicaraan militer antar-Korea. Salah satu yang menjadi agenda adalah bagaimana meredakan ketegangan di dekat NLL dan masalah yang disebabkan oleh selebaran anti-DPRK yang dikirimkan Seoul ke Pyongyang. Pyongyang memang ingin mendesak Seoul untuk menghentikannya.
Dialog militer ini adalah yang pertama kalinya diadakan pada tujuh tahun terakhir setelah sebelumnya dialog tingkat tinggi oleh kedua Korea diadakan pada bulan Desember 2007. Konflik Korea pada tahun 1950-1953 memang tidak pernah diakhiri dengan perjanjian hanya dengan gencatan senjata. Sehingga secara teknis kedua Korea sebenarnya masih berperang.
Desa Panmunjom
Panmunjom adalah desa yang ditinggalkan di perbatasan de facto antara Korea Utara dan Selatan tempat Perjanjian Gencatan Senjata Korea diadakan pada tahun 1953 untuk menghentikan Perang Korea. Bangunan berwarna biru tempat perjanjian gencatan senjata ditandatangani itu masih berdiri.
Tempat ini terletak 53 kilometer sebelah barat laut dari Seoul dan 10 kilometer sebelah timur dari Kaesong dan menjadi tempat pertemuan Komisi Gencatan Senjata Militer.
Pasukan PBB bertemu dengan para pejabat Korea Utara dan Tiongkok di Panmunjom pada tahun 1951-1953 untuk pembicaraan gencatan senjata. Pembicaraan berlangsung selama beberapa bulan. Titik utama pertentangan selama pembicaraan adalah pertanyaan seputar tawanan perang. Selain itu, Korea Selatan tidak mau kompromi dengan adanya permintaan agar kedua Korea dapat bersatu. Pada tanggal 27 Juli 1953, kesepakatan untuk gencatan senjata tercapai. Perjanjian tersebut menetapkan 4 kilometer zona demiliterisasi yang luas di sepanjang garis gencatan senjata, secara efektif membagi Korea menjadi dua negara yang terpisah. Meskipun sebagian besar pasukan dan semua senjata berat itu harus ditarik dari daerah tersebut.
Para tahanan yang menolak untuk kembali ke negara mereka diizinkan untuk hidup di bawah komisi pembimbing netral selama tiga bulan. Pada akhir periode ini, mereka yang masih menolak repatriasi akan dibebaskan.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia