(Business Lounge – Business Today) Saham Malaysia Airlines telah ditangguhkan penjualannya sehubungan maskapai ini akan diambil-alih seluruhnya oleh negara setelah dua kali mengalami bencana yang menewaskan ratusan orang. Perdagangan saham di Malaysia Airline Sistem Bhd (MAS) telah diskors sejak Senin pagi (4/8) dan perusahaan ini segera akan diumumkan dan akan dihapus dari pasar saham.
Suspensi saham adalah langkah pertama sebagai bagian dari rencana Khazanah Nasional Bhd untuk mengambil alih Malaysia Airlines (MAS) guna melakukan restrukturisasi besar-besaran. Sampai hari ini Investor milik negara ini sudah memiliki 69% saham dari MAS.
Seperti dilansir oleh The Guardian, Khazanah Nasional berencana untuk membeli kembali saham Malaysia Airlines. Khazanah akan menawar 27 sen Malaysia (IDR 1000) untuk setiap saham yang belum dimilikinya. Sedangkan untuk memilikinya secara penuh, perusahaan itu perlu mengeluarkan biaya hampir 1.4 miliar ringgit (US $ 470m/IDR 5,1 miliar). Sedangkan harga penutupan pada hari Kamis adalah 24 sen (IDR 888).
Khazanah akan mengadakan “perombakan total” terhadap maskapai penerbangan ini.
Performance Malaysia Airlines Tahun Ini
Performance Malaysia Airlines tahun ini mulai menurun ketika salah satu dari pesawat MH370, menghilang pada 8 Maret. Masalah ini semakin memburuk ketika pada 17 Juli lalu, sebuah jet lain, penerbangan MH17, ditembak jatuh di atas Ukraina, menewaskan 298 orang di dalamnya. Kedua peristiwa tersebut telah menggiring kinerja keuangan Malaysia Airlines ke posisi yang terburuk. Perusahaan ini telah merugi selama tiga tahun terakhir hingga sebesar 4,13 miliar ringgit
Itulah sebabnya, pemerintah berupaya untuk merestrukturisasi maskapai milik Negeri Jiran tersebut. Lebih mudah untuk melakukan restrukturisasi jika itu adalah perusahaan swasta.
Sebuah delisting membuka jalan bagi Khazanah, yang diketuai oleh perdana menteri Malaysia, Najib Razak, untuk menghidupkan kembali maskapai yangsudah merugi ini. Kemungkinannya dengan menjual teknik yang menguntungkan, layanan bandara atau unit maskapai penerbangan, pemangkasan gaji dan menginstal baru tim manajemen.
Kepemilikan secara pribadi akan memberikan ruang bagi induk perusahaan untuk memperkenalkan struktur modal yang memadai guna memenuhi “kebutuhan dana substansial” maskapai dalam beberapa tahun ke depan, serta untuk mempertahankan operasi di tengah tingkat utang yang tinggi.
uthe/Journalist/VMN/BL