(Business Lounge – Business Today) Samudra Energy Ltd diberitakan menunda pelaksanaan penawaran saham perdana ( IPO ). Sebelumnya perusahaan nasional yang bergerak di sektor minyak dan gas ini berencana akan melepas sekitar 131 juta lembar saham dengan kisaran harga indikatif SGD 1,89 hingga SGD 2,11 per lembar. Rencana ini nampaknya masih harus melalui jalan panjang sebab tadinya perusahaan dijadwalkan akan melakukan penetapan harga IPO pada minggu lalu, namun kini memutuskan untuk menunda listing.
Kabar ini cukup mengejutkan sebab sejak akhir bulan Juli, perusahaan telah mulai menerima pesanan sebesar 45,1 juta lembar saham dari para investor yang telah menyatakan kesiapan untuk membeli saham sebelum IPO, dengan tujuan meyakinkan investor lainnya (Cornerstone investor). Para investor itu adalah Caprice Capital International Ltd, Guoline Capital Ltd yang merupakan anak usaha Hong Leong Company (Malaysia) Berhad, hedge fund OCP Asia (Hong Kong) Ltd, dan Sky Trinity Investments Ltd.
IPO sendiri pada mulanya ditargetkan akan dapat menghimpun dana hingga 200 juta USD. Perusahaan bermaksud menggunakan dana untuk membayar hutang jangka panjang. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menurunkan biaya pinjaman dan mendorong terhadap profitabilitas serta untuk membiayai belanja modal direncanakan dan untuk modal kerja.
Pembatalan ini dipastikan karena faktor eksternal perusahaan yaitu kekhawatiran akan kondisi pasar yang tidak stabil yang dapat membuat harga saham turun setelah penawaran saham perdana dilakukan. Setelah dikonfirmasi ke perusahaan maka perwakilan dari Samudra Energy pun menyatakan hal yang sama bahwa perusahaan telah mengambil keputusan tidak akan menggelar IPO akibat kondisi pasar yang bergejolak dan belum stabil.
Apakah Samudra Energy?
Sebagai informasi, Samudra Energy merupakan bagian dari Northstar Group, private equity yang menjalankan fokus bisnisnya di Indonesia dan Asia Tenggara. Northstar Group sendiri berdiri pada tahun 2005 oleh mantan banker Goldman Sachs Inc, Patrick Walujo dan mantan pejabat PricewaterhouseCoopers, Glenn Sugita. Sementara salah satu pemegang sahamnya adalah TPG Capital, firma private equity asal Amerika Serikat.
Perusahaan juga diketahui memiliki delapan aset hulu, yang terdiri dari tiga blok penghasil minyak di Sumatera Selatan, aset dalam tahap pengembangan dan empat aset eksplorasi. Kekayaan perusahaan juga terbukti dengan adanya cadangan minyak sebesar 49 juta barel setara minyak (mmboe) dan cadangan kontingen 39,3 mmboe. Pada tahun 2013 lalu, Samudra Energy juga melaporkan pendapatan sebesar US $ 54.200.000 dan rugi bersih sebesar US $ 33,6 juta.
Visi perusahaan ini adalah menjadi salah satu perusahaan minyak dan gas terkemuka di Indonesia dalam hal produksi dan cadangan, kontribusi terhadap pertumbuhan dan kemakmuran bangsa.
Tania Febe/Journalist/VM/BL-wsj
Editor: Ruth Berliana
Image: samudraenergy.com