(Business Lounge – Empower People) Resign sebelum THR dibagikan? Wah, jangan dulu. Sayang jika tidak mendapatkan THR. Apalagi jika di tempat yang baru tidak akan mendapat THR oleh karena masih harus melewati masa percobaan. Biasanya karyawan akan mengulur waktu hingga ia mendapatkan THR yang pasti akan sangat dinantikannya.
Untuk mereka yang memang telah berniat untuk resign, mereka akan mempersiapkan pengajuan suratnya namun baru mengajukannya menunggu pembagian THR.
Fenomena Resign Setelah Pembagian THR
Apakah resign setelah pembagian THR dapat menjadi fenomena? Mungkin tidak bagi sebagai perusahaan. Tetapi hal ini bisa menjadi kenyataan. “Banting surat” demikian orang bisa berujar. Surat apa? Surat pengunduran diri. Tetapi menunggu waktu yang tepat yaitu setelahmemperoleh hak-haknya pada tahun tersebut.
Resign setelah menerima THR banyak kita temukan di dunia pekerjaan. Bahkan bisa saja terjadi lebih dari satu kasus hingga beberapa kasus. Jikalau kondisi seperti ini dibiarkan terus menerus maka lama kelamaan perusahaan akan kehilangan karyawan potensialnya dan polanya dapat terlihat. Setelah pembagian THR maka berarti akan ada recruitment besar-besaran. Wah susah kalau begini sebab melakukan recruitment berarti terkait dengan penyediaan budget dan waktu.
Bukan itu saja, resign secara bersamaan akan mempengaruhi suasana bekerja di lingkungan kerja. Apalagi jika mempengaruhi mereka yang baru saja bergabung, sangat tidak diharapkan.
Lalu apa yang harus dilakukan HRD untuk menanggulangi hal ini?
Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati
Sangat penting untuk HRD segera menganalisa mengapa hal ini bisa terjadi. Banyak karyawan yang beralasan untuk mencari yang pekerjaan yang lebih baik dengan remunerasi yang tentunya lebih baik. Atau alasan klasik lainnya yang ingin mencoba tantangan yang lain.
JIka karyawan yang mengajukan resign tidak memiliki performance kerja yang special, maka HRD tidak terlalu memiliki masalah. Tetapi jika mereka adalah karyawan dengan performance excellent dan berpotensi untuk mencetuskan “bedol desa”, HRD haruslah melakukan sesuatu sedapat mungkin untuk mempertahankan karyawan tersebut.
Antisipasi Dari Jauh Hari
Melakukan antisipasi dari jau hari akan sangat membantu dibandingkan action pada last minute. Misalnya dengan memperhatikan sistem yang seharusnya dilangsungkan oleh HR pada sebuah perusahaan. Mulai dari adanya performance management, career development, salary structure yang sesuai serta talent management. Jika semua sistem tersebut dapat dijalankan dengan baik maka perusahaan akan mengenali setiap karyawannya satu per satu dan tahu persis bagaimana men”treat” mereka sebagai suatu langkah retensi.
Lakukan Langkah Retensi Jika Dibutuhkan
Apabila strategi antisipasi di atas tidak “mempan”, maka lakukan langkah retensi lainnya jika memang Anda sangat menginginkan karyawan tersebut tetap bertahan pada perusahaan Anda. Pertama-tama Anda harus tahu apa yang menjadi keinginannya sehingga ia ingin mengundurkan diri. Apakah itu menyangkut jabatan, paket remunerasi atau unit bisnis yang diminatinya atau bisa saja suasana kerja yang sudah tidak menyenangkan lagi buatnya. Memang tidak semua keinginannya serta merta akan kita kabulkan, namun paling tidak kita harus mengetahui persis apa yang menjadi keinginannya. Setelah Anda melakukan identifikasi maka tentukan langkah yang akan Anda ambil untuk mempertahankannya jika memang masih memungkinkan. Namun jika tidak memungkinkan, Anda harus rela melepaskannya.
Langkah Retensi Sebagai Sebuah Tantangan
Ini memang tantangan yang tidak mudah bagi setiap pimpinan perusahaan untuk mempertahankan dan menarik karyawan yang terbaik untuk tetap ada dan bekerja di perusahaan. Oleh sebab itu sangat penting untuk pimpinan bekerja sama dengan HRD dapat menyelaraskan compensation & benefit, serta reward bagi karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga turn over karyawan pun dapat terus ditekan.
Semoga dengan penawaran-penawaran khusus yang diberikan oleh perusahaan baik itu terkait dengan material atau pun tidak, dapat membawa pengaruh yang nyata diperusahaan kita sehingga karyawan tersebut dapat menjadi lebih komit terhadap perusahaan. Perusahaan pun akan tetap mendapatkan para “star” nya yang memiliki dedikasi tinggi, kreatifitas serta memiliki inovasi untuk memajukan perusahaan.
uthe-pipin/kontributor/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana