(Business Lounge – Culture) Sejarah komik Jepang bermula dari teknik Ukiyo-e. Sebuah teknik menggambar komik pada selebaran-selebaran yang sangat mewabah pada masyarakat Jepang. Maka dimulailah sejawah awal manga-komik Jepang yang belakangan mewabah di tingkat dunia.
Ukiyo-e merupakan suatu aliran seni cetak yang diterapkan pada kayu dengan cara mencungkilnya. Aliran seni cetak ini berkembang di Edo (sebutan untuk Tokyo pada masa itu) pada periode 1600-1868. Ukiyo-e kemudian berkembang seantero Jepang dan mendapatkan bentuknya seperti terlihat dalam karya-karya yang dihasilkan di Edo
Ukiyo-e tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial sejak masa Kan-ei (1624-1644). Genre lukisan (fuzokuga) pada masa itu lebih banyak menggambarkan para pencari kesenangan dari berbagai jenis kelas sosial yang memenuhi distrik-distrik hiburan di sepanjang sungai Kamogawa di Kyoto. Pada distrik sejenis yang juga ada di Osaka dan Edo, muncul gaya hidup bebas yang disebut dengan ukiyo, atau ‘dunia yang mengambang’. Bersamaan dengan itu muncullah genre seni ukiyo-e, yang mengagungkan gaya hidup ini.
Pameran ukiyo-e ini juga disertai dengan hasil karya para peserta workshop cukil kayu dengan teknik reduksi bersama Asep Topan & Agung T.Wijaya. Ukiyo-e – gambar dari dunia yang mengambang kisah Gunung Fuji.
Pameran cetak cukil kayu berlangsung kemarin, 10-25 Juli 2014 (Sabtu-Minggu TUTUP), pk.10:00-18:00, di Hall Japan Foundation, Gd.Summitmas 1 lt. 2 Jl.Jend.Sudirman kav.61-62 Jakarta Selatan.
Sonang Elyas/Journalist/VMN/BL
Foto : Sonang Elyas.