Putin Terancam Mendapatkan Sanksi

(Business Lounge – News & Insight) Gencatan senjata yang sudah terjadi selama 10 hari di Ukraina, akhirnya berakhir pada Senin malam (30/6). Walaupun sebelumnya kantor Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk bekerja sama untuk melakukan gencatan senjata bilateral di timur Ukraina.

Berakhirnya gencatan senjata antara Ukraina dan Separatis Russia ini dipastikan terjadi setelah kedua belah pihak saling menuduh adanya pelanggaran. Kantor berita Interfax-Ukraina kembali melaporkan pasukan Ukraina telah kembali menembaki kota Kramatorsk dan menduduki bangunan penting di kota-kota bagian timur, menentang pemerintah di Kiev.

Namun, pasukan Ukraina bergerak dan mengepung para pemberontak di beberapa daerah.

Desakan Eropa dan Amerika Serikat

Rusia terus mendapatkan desakan dari para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat untuk menggunakan pengaruhnya sehingga para pemberontak dapat mengakhiri aksinya. Eropa dan Amerika Serikat pun mengancam untuk memberlakukan sanksi ekonomi dan bisnis terhadap tokoh-tokoh senior Rusia.

Sebelumnya Putin telah menyatakan bahwa sangat penting untuk memperluas gencatan senjata, dan meminta Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) untuk memainkan “peran aktif” dalam memantau gencatan senjata.

Kepentingan Rusia

Sejak awal ketika Ukraina hendak mengikat perjanjian dengan Eropa maka muncullah aksi protes dari mereka yang lebih pro kepada Rusia. Dalam hal ini nampaknya Rusia memang tidak dengan begitu saja merelakan Ukraina “bersekutu” dengan Eropa. Rusia masih mencoba untuk dapat memperluas pengaruhnya atas negara-negara ex-Sovyet yang akan sangat menguntungkan baginya.

Salah satunya adalah Crimea, yang saat ini telah menyatakan memisahkan diri dengan Ukraina, namun tidak begitu saja diterima oleh Ukraina.

Secara hukum, Crimea adalah bagian dari Ukraina namun tidak dapat disangkali bahwa separuh penduduk Crimea memiliki keterikatan budaya dengan Rusia. Letaknya yang strategis di semenanjung Laut Hitam membuatnya penting baik bagi Ukraina maupun Rusia. Apalagi Rusia telah memiliki kesepakatan dengan Ukraina untuk menempatkan pangkalan armada angkatan lautnya di sana dengan memberikan imbalan discount untuk gas alam yang dieksportnya ke Ukraina.

Selain itu hasil bumi Crimea, jagung dan gandum telah membuat Ukraina menjadi penghasil terbesar di dunia.

Bagi Rusia, Crimea sangat penting untuk memperkuat otonominya di Eropa Timur. Namun apakah keputusan ini merupakan keputusan yang tepat? Masih banyak hal yang perlu dikaji tentunya mengingat banyaknya investor yang menari dananya keluar dari Rusia ketika pertikaian itu terjadi.

Namun yang jelas dunia mulai menekan Rusia untuk bertindak demi berhentinya pergolakan yang terjadi di Ukraina. Apakah Rusia akan mengikutinya? Manakah yang lebih penting Crimea menjadi bagian dari Rusia atau luput dari sanki ekonomi dan bisnis yang jelas akan mempengaruhi perekonomian Rusia?

Uthe/Journalist/VMN/BL

Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x