Ketika usiaku sudah menjelang 60 tahun maka aku memandang kepada sebuah takdir yang paling menyedihkan
Siapakah yang lebih dulu meninggalkan..
Akukah meninggalkan suamiku? Atau suamiku meninggalkan aku?

Takdir….
Diantara kita pasti akan berpisah cepat atau lambat, besok atau tahun di depan, tidak ada yang tau..
Kematian adalah jawaban perpisahan yang tiada mungkin terelakkan , sebuah kenyataan yang ada didepan yang membuat pisau seperti membelah jantung dan meneteskan darah kepedihan.

Takdir…
Sesuatu yang tak dapat kurobek dari sebuah perjalanan hidup yang harus kulalui
Entah aku meninggalkan suami yang adalah sahabatku, atau dia yang meninggalkan aku yang sahabatnya, aku tidak tau siapakah yang akan mendahului memutus perjalanan kebersamaan ini..

Hidup seperti menanti sebuah kematian ,dan ketika usia memasuki 60 tahun, maka kita sudah harus tahu bahwa sebuah kapal sedang menuju kepada kita untuk menjemput kita dan memaksa kita untuk membawa kita pergi berlayar..
Dan.. kita sebenarnya sedang ada di dermaga penantian tampa kita sadari
Siapakah yg akan pergi dijemput terlebih dahulu?
Akukah? Atau suamikukah?
Aku tidak tahu?
Tapi..Hal itu adalah takdir dan pasti datang.

Hari itu pasti datang  dan kapal penjemput itu ada di ujung laut tak terlihat , namun takdir dapat mengirimkannya secepat kilat untuk ada di dermaga menjemput
Lantas bagaimana menjalani hidup tampa suamiku atau tampa aku baginya?

Memandang pohon tinggi hanya aku atau suamiku sendiri
Memandang bunga yang mekar hanya aku atau suamiku sendiri.
Di tepi pantai hanya aku atau suamiku sendiri
Sebuah kehidupan yang adalah fakta masa depan yang akan aku atau suamiku hadapi,
Dan betapa sepinya…..

Aku atau suamiku harus menyiapkan diri untuk hal ini supaya aku atau suamiku tidak terkejut dan terhempas ketika hal itu terjadi..
Paling tidak aku sudah memakai pakaianku atau pakaian suamiku yang terbaik dan duduk di dermaga, memandang ke ujung laut mencari kapal yang sewaktu-waktu akan tiba untuk menjemput,
Dan… bergandengan tangan supaya ketika tangan itu harus terpisahkan, karena entah aku atau suamiku yang pergi terlebih dahulu..kami sudah menyiapkan hati dan berpisah dengan senyum manis..serta melambaikan tangan dan berkata :
“Sahabatku..kita akan bertemu lagi, aku pergi dahulu dan kau juga pasti akan menyusul”

Jackie Ang/VM/BL

Editor : Fanya Jodie

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x