Presiden Korea Selatan, Park Geun – hye , hari Senin kemarin menyamakan tindakan kapten dan beberapa anggota awak feri Sewol dengan tindakan pembunuhan. Kapten kapal Korea Selatan , Lee Joon – seok , sudah menghadapi serangkaian tuduhan kriminal karena kejahatannya dalam tenggelamnya kapal pekan lalu, yang sudah menyebabkan 103 orang telah tewas dan 199 lainnya masih hilang. Banyak dari mereka adalah siswa dan guru yang mengikuti field trip dari sebuah sekolah tinggi di dekat Seoul.
“Tindakan kapten dan beberapa awak ini benar-benar tidak dapat diterima, tindakan tak termaafkan yang mirip dengan pembunuhan ,” kata Park hari Senin dalam komentar yang dirilis oleh kantornya. Dia mengatakan dia dan warga Korea Selatan lainnya dipenuhi dengan “kemarahan dan kengerian”.
Jumlah awak kapal yang sudah ditangkap saat ini sudah ditahan sampai tujuh orang. Chonghaejin Marin, yang mengoperasikan feri, telah memposting permintaan maaf di situsnya.
” Kami berdoa bagi para korban Sewol yang kehilangan nyawa mereka yang berharga karena kecelakaan ini. Kami merendahkan diri pada keluarga korban dan meminta pengampunan.
“Kami meminta maaf kepada semua orang yang berduka atas hilangnya orang yang mereka cintai. Selain itu, kami meminta maaf kepada orang-orang yang mengalami luka, yang parah atapun tidak, karena kecelakaan ini. Kami harap mereka cepat sembuh, ” dalam pernyataan itu. Tidak jelas kapan tepatnya pernyataan itu telah diposting.
“Kami akan mencoba berusaha sebaik mungkin segera menyelamatkan orang-orang yang hilang dan kami berdoa dengan segenap hati kita supaya ada yang selamat.
Penekanan pernyataan dari President Park datang setelah pembicaraan yang lebih detail dirilis pada akhir pekan tentang kekacauan dan kebingungan dalam kapal feri saat bencana berlangsung di perairan dingin dari Laut Kuning lepas pantai barat daya Korea Selatan ini.
Sebuah transkrip radio dirilis oleh pihak berwenang menyampaikan bahwa penumpang kapal tidak bisa mencapai sekoci untuk melarikan diri karena kapal miring begitu cepat sehingga banyak dari mereka tidak bisa bergerak .
” Harap memberitahu penjaga pantai. Kapal kami berada dalam bahaya . Kapal bergulir sekarang , ” anggota awak di kapal memberitahu pihak berwenang dalam percakapan yang terjadi saat feri Sewol mulai tenggelam.
Seorang anggota awak tak dikenal pada Sewol berbicara dengan dua pusat Layanan Lalu Lintas Kapal yang berbeda saat kapal tenggelam Rabu pagi, diungkapkan dalam transkrip.
Ketika salah satu pusat menyarankan supaya penumpang memakai life jacket, anggota kru menjawab bahwa “sulit bagi orang untuk bergerak ”
Setelah percakapan beralih ke pusat lain, awak mengatakan kapal telah tenggelam begitu jauh sehingga penumpang tidak bisa bergerak.
Pusat juga mendesak kapten untuk memimpin krisis. “Kapten harus membuat keputusan untuk mengarahkan orang melakukan evakuasi, ” demikian disampaikan pada feri itu, tidak ada yang punya pemahaman yang lebih baik akan situasi saat itu kecuali kapten.
“Saya berpikir bahwa meninggalkan kapal tanpa kebijaksanaan yang tepat akan membuat Anda hanyut dalam jarak yang cukup jauh dan menyebabkan banyak masalah. Pada saat yang sama, kapal penyelamat tidak datang, dan tidak ada kapal nelayan atau kapal pendukung lain yang dapat membantu waktu itu.” demikian pembelaan kapten atas penudaannya untuk evakuasi.
Tapi kapal pertaman yang menanggapi panggilan darurat Sewol tidak setuju akan penundaan tersebut. “Jika penumpang melompat ke dalam air lebih cepat, akan lebih banyak orang bisa diselamatkan,” Eun Dae -young mengatakan kepada CNN afiliasi YTN dalam sebuah wawancara telepon Senin kemarin.
Arum/Journalist/VM/BL-cnn
Editor: Iin Caratri
Image: Antara