Di tengah sejumlah sentimen dan keraguan yang dialami oleh bursa saham global, terlebih dengan perkembangan terkini dari perusahaan-perusahaan berbasis tekhnologi, penjualan saham perdana perusahaan jejaring sosial Cina, Weibo di bursa AS tercatat mampu membukukan lonjakan tajam pada perdagangan perdananya.
Saham Weibo yang merupakan Twitter versi Cina itu disebutkan harganya melonjak cukup tinggi di bursa Nasdaq AS. Saham tersebut akhirnya menutup perdagangan hari perdananya di posisi $ 20,24, di mana hal tersebut mencerminkan kenaikan fantastis hampir 20 persen dibanding harga IPO yang berada di kisaran $ 17.
Pengguna internet telah secara teratur menggunakan Weibo untuk berbagi informasi tanpa filter. Jumlah pengguna Weibo menurun setelah China semakin memperkuat kontrol pada platform online pada tahun lalu.
Weibo adalah perusahaan yang dimiliki oleh Sina Corporation dan dilaporkan memiliki rata-rata 144 juta pengguna secara bulanan. Weibo merupakan perusahaan yang menyediakan layanan sebagaimana yang dilakukan Twitter. Situasi perpolitikan Cina yang relatif tertutup membuat layanan Weibo memainkan peran utama dalam membentuk pendapat online.
The China Internet Network Information Center mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa hampir 28 juta orang sudah meninggalkan Weibo pada tahun 2013 .
Weibo ini hanya dapat digunakan oleh warga China yang memverifikasi account mereka dengan nomor ponsel.
Pasar internet China telah tumbuh menjadi perusahaan terbesar dunia dengan lebih dari 500 juta pengguna. Dengan perusahaan jejaring sosial global seperti Facebook dan Twitter diblokir di negara ini, perusahaan domestiklah yang paling diuntungkan dari pertumbuhan ini.
Langkah IPO yang dilakukan Weibo di bursa saham AS disebutkan akan diikuti oleh perusahaan raksasa ritel online Cina, Alibaba Group.
Namun, dengan semakin populernya platform media sosial telah menarik perhatian pemerintah dalam bergerak lebih cepat untuk membungkam suara-suara online.
Arum/Journalist/BL/VM
Editor: Iin Caratri
Image: wikimedia.org