(Business Lounge – Business Today) – Saat ini penjualan Diet Coke sudah sangat jatuh. Secara global, terlihat pertumbuhan penjualan soda semakin lambat, ditambah lagi meningkatnya kecemasan karena konsumsi gula dan juga obesitas. Sekalipun kecenderungan ini semakin menyebar juga ke industri minuman ringan lainnya, tetapi tetap Coca Cola akan menjadi yang paling jatuh penjualannya.
Beberapa saran diberikan para pengamat indutsri ini pada Coca Cola, salah satunya adalah anggaran iklan cola dikurangi. Juga dilakukan diversifikasi yang lebih agresif misalnya dengan melakukan penjualan non soda.
Akan tetapi bagi Coke, perusahaan yang berbasis di Atlanta ini, mereka rencana melipatgandakan taruhan mereka pada merek Coca Cola. Bagi Chief Executive Muhtar Kent kondisi ini dianggap sebagai anomali. Penjualan soda ini bisa pulih kembali, terutama di AS. Dia mengatakan, “Coca-Cola tetap [merek yang] ajaib. Kita perlu bekerja lebih keras untuk memperdalam romantisme merek ini di setiap sudut dunia,” di hadapan para investornya.
Untuk awal dari strateginya adalah anggaran iklan global akan ditingkatkan sebesar $1 miliar dalam tiga tahun kedepan. Sejumlah besar kenaikan anggaran ini akan dipakai untuk mendukung produk soda lainnya seperti Sprite dan Fanta. Coke juga akan menjadi sponsor Piala Dunia Brasil dengan menjadikannya sebagai kampanye terbesar dalam sejarah.
Coke menyatakan siap merebut pangsa pasar AS dan dunia dari para pesaingnya, PepsiCo Inc serta beberapa produsen minuman soda lainnya. Mereka optimis Coke akan secara konsisten memberikan hasil yang positif bagi perusahaan.
Jumlah Kas dan investasi jangka pendek Coke pada akhir Desember adalah $17,12 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah $13,46 miliar. Masing-masing merek non soda yang dimiliki Coke saat ini menghasilkan penjualan ritelnya lebih dari $1 miliar. Jaringan Coke ini belum ada tandingannya dan beroperasi di setiap negara kecuali Kuba dan Korea Utara.
Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: wikimedia.org