Sepasang mata memandang dengan pedih dikerumunan banyak orang yang lalu lalang..
Mata itu mata anakku…
Anakku…. Anak Indonesia.. matamu mata yang tanpa harapan.. Mata yang menggambarkan kehancuran, mata yg hampir terhilang.. mata anakku..
Di emperan engkau tinggal dengan gelisah anakku..Engkau memandangi orang yg lalu lalang tanpa arti Engkau sangat gelisah..takut..lemah dan tersisih
Ah…Tidak ada yang menarik bagimu selain narkoba…tidak ada yang memikat hatimu selain angan-angan akan narkoba.
Engkau sendirian…sangat kesepian..
Siapa yg perduli padamu anakku? Siapa yg mau mengulurkan tangannya dan membawa engkau pulang kerumahnya?
Anakku… Anak Indonesia..
Seandainya ada yang mengatakan sahabat padamu dan membawa engkau pulang kerumahnya dan mengajari engkau lagu Indonesia Raya dan berkata
“Wahai anakku ..bangsa ini adalah milikmu .. Dan masa depan bangsa ini ada pada tanganmu, engkau adalah pemiliknya”
Namun.. Engkau hanyalah bunga hitam yang tidak dikenal oleh bangsamu sendiri
Engkau hanyalah bunga hitam yang dicampakkan oleh bangsamu sendiri..
Engkau tidak mengenali dirimu sendiri dan bahkan bangsamu tidak mengenalimu , engkau tersisih di tengah bangsamu sendiri…
Engkau hanyalah bunga hitam yang akan berlalu yg tidak ada yang memperdulikanmu..
Lantas…
Kemana bangsa ini akan pergi jikalau bunga-bunga bangsa menjadi bunga hitam dan gugur?
Kemana bangsa ini akan pergi ketika pemilik sahnya sudah disingkirkan dan digantikan dengan bunga layu pensiunan tua yang menunggu ajal.
Ah…seandainya..seandainya ada yang membawa engkau pulang kerumahnya dan mengajari engkau lagu Indonesia Raya..
Maka..bangsa ini akan ada di tanganmu..karena engkaulah pemilik nya yang sah ..engkau pemiliknya anakku..
Engkau harapan bangsa…. engkau bunga bangsa, dan bangsa ini adalah kebanggaanmu karena bangsa ini adalah bangsamu dan lagu ini adalah lagumu Indonesia Raya.
Jackie Ang/VM/BL
Editor : Fanya Jodie

