(Business Lounge – Business Today) Berita terkini datang dari perusahaan makanan terbesar di dunia yang sudah kita kenal bersama, Nestle. Tahun 2014 ini manajemen melaporkan tingkat penjualan tahunannya untuk tahun 2013 adalah yang terkecil dalam empat tahun terakhir ini dan produk nya dihargai dengan harga yang lebih rendah di pangsa pasar negara maju, terutama di wilayah Eropa dan Amerika Utara.
Manajemen memperkirakan tahun ini (2014) pendapatan perusahaan akan naik 5% dibanding tahun sebelumnya tidak termasuk pendapatan karena akuisisi, disposal, dan perubahan nilai tukar. Perusahaan makanan terbesar ke-2 di dunia yang juga produknya sudah mendunia dan berlokasi di Switzerland, tidak lain The Vevey, produsen KitKat.
Perkiraan analis ternyata terpenuhi, tercatat bahwa estimasi perkiraan pendapatan pada tahun lalu, naik sebesar 4,6%, setelah sempat berada di posisi terendahnya tahun 2009. Sesungguhnya angka 5% bagi Nestle berada dibawah ekspektasi para analis. Para analis memperkirakan seharusnya pertumbuhan penjualan untuk tahun 2014 bisa mencapai kenaikan 5,6% dibanding tahun sebelumnya.
Setelah Nestle melaporkan penjualannya, harga saham Nestle jatuh sebesar 2,2% pada perdagangan bursa saham di Zurich. Nestle yang berpandangan bahwa Eropa adalah salah satu tempat dimana produknya tidak mengalami prtumbuhan penjualan disana tidak sejalan dengan pandangan Bulcke yang menyampaikan bahwa Eropa sudah menunjukkan tanda yang positif akan stabilitas keuangannya terutama dalam kurun tiga kuartal lalu.
Bertentangan dengan kondisi penjualannya di Negara maju, ternyata di Negara-negara berkembang seperti Afrika, Indonesia dan Negara di Asia Timur lainnya, produk Nestle cukup diminati, hal ini terlihat dari pertumbuhan penjualan di Negara yang terbilang sebagai emerging markets tersebut naik 9,3% pada tahun lalu. Slaha satu produk yang paling banyak diminati adalah produk untuk gizi bayi (meningkat lebih dari 10% di pasar Asia),
Hingga saat berita ini diturunkan, harga saham Nestle (NESN.VX) masih terus mengalami fluktuasi dan cenderung menurun, yaitu turun sekitar 0,53% basis poin dibanding pembukannya. Hal ini kemungkinan masih disebabkan karena adanya sentiment negative dari investor terhadap rilis data keuangan perusahaan pada pekan lalu.
(sr/IC/bl)
pic:ec-lille.fr