(Business Lounge – World News) – Roket Long March-38 membawa roket riset bulan Chang’e-3 meluncur ke udara dari landas pacu Pusat Peluncuran Satelit Xichang, provinsi Sichuan, Senin (2/12). Roket riset bulan Chang’e-3 terdiri dari alat mendarat dan penjelajah bulan yang disebut “Yu Tu” (Kelinci Giok) .
Cina meluncurkan misi penjelajah bulan pertamanya sebagai sebuah langkah kunci atas ambisi program luar angkasa negara-negara adidaya di Asia. Selain itu juga untuk melakukan uji coba terhadap teknologi dan juga ingin mengungkap fakta ilmiah. Tekonologi ruang angkasa merupakan salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Xi Jinping, yang menyerukan Cina menjadi salah satu negara adidaya di ruang angkasa.
Roket ini berisi modul pendaratan dan robot beroda enam yang disebut Yutu atau Kelinci Giok yang akan diturunkan untuk menjelajahi permukaan bulan. Roket riset ini diharapkan mendarat di bulan pada pertengahan Desember bila berjalan sesuai rencana
Televisi milik negara menyiarkan langsung peluncuran roket yang dikembangkan Cina itu.
Ini akan menjadi misi robot ketiga yang akan mendarat di permukaan Bulan, tetapi robot ini membawa muatan yang lebih canggih, termasuk radar penembus tanah yang akan mengumpulkan berbagai data tentang tanah dan lapisannya.
Robot Kelinci Giok dengan berat 120kg bisa memanjat lereng dengan kemiringan hingga 30 derajat dan bergerak dengan kecepatan 200 meter per jam, demikian menurut desainernya Shanghai Aerospace Systems Engineering Research Institute.
Nama robot – yang dipilih dari jajak pendapat daring terhadap 3,4 juta responden – berasal dari legenda Cina tentang kelinci yang hidup sebagai binatang peliharaan Dewi Bulan Chang’e.
“Dipandang dari segi talenta, Cina membutuhkan tim intelektual sendiri yang bisa menjelajahi Bulan dan tata surya- ini yang juga menjadi tujuan utama kita.”
Sebelumnya pada bulan Juni 2013, negara ini berhasil mengirimkan tiga astronotnya ke orbit selama 15 hari, antara lain untuk melakukan perocobaan ruang angkasa yang penting dalam upaya membangun stasiun ruang angkasa pada tahun 2020.
(ic/ic/bl)
Foto : Antara