Kerja Sama Indonesia-China Diharapkan dapat Dorong Pertumbuhan

(Business Lounge – Business Today) China sebagai mitra perdagangan terbesar kedua di Indonesia, diharapkan bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

Kinerja perdagangan kedua negara sudah tumbuh secara mengesankan di mana pada lima tahun terakhir (2008-2012) telah tumbuh lima persen per tahun dengan transaksi perdagangan kedua negara tahun lalu mencapai 51,5 miliar dolar AS. Ini semakin meyakinkan kedua negara untuk mencapai transaksi perdagangan hingga 80 miliar dolar AS pada 2015.

Saat ini, sebanyak 15 mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Telkom (ITT) yang sedang menjalani pelatihan di Kantor Pusat Huawei Technology di Shenzhen dan di Beijing Language and Culture University, China yang akan ditutup pada Jumat (29/11).

Program ini adalah implementasi dari MOU yang ditandatangani antara Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, PT Telkom, Telkomsel, dan Huawei Corporation di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China, Xi Jinping pada Indonesia-Tiongkok Business Forum.

Pada forum yang digelar di Jakarta, pada 3 Oktober 2013 itu ada 21 MOU yang ditandatangani kedua negara dengan total nilai 28,2 miliar dolar AS di mana kerja sama bisnis TIK menjadi salah satu bagian dari kerja sama tersebut di berbagai bidang seperti kehutanan, kelautan dan perikanan, energi serta infrastruktur.

Meskipun investasi China ke Indonesia masih jauh di bawah Jepang dan Korea, namun setelah penandatanganan kerja sama antara Kementerian Koordinator Perekonomian RI dan Kementerian Komersial China pada kunjungan Presiden China ke Jakarta Oktober lalu, diharapkan semakin meningkat.

Diskusi di bidang infrastruktur dengan para investor China sedang dalam tahap serius, khususnya karena Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai target menjadi negara dengan ekonomi ke-10 terbesar di dunia pada 2025 dengan GDP 4 triliun dolar AS.

Pada 40 tahun lalu, yakni pada 1973, GDP per kapita Indonesia hanya 150 dolar AS, namun kini sudah meningkat menjadi 3.850 dolar AS per kapita dan menjadi anggota kelompok prestisius negara-negara dengan ekonomi satu triliun dolar AS bersama Rusia, Korea, Brazil, India, Turki dan tentu saja China.

Program pelatihan kerja ini sendiri diyakini akan dapat meningkatkan pemahaman dan ketertarikan generasi muda di sektor teknologi telekomunikasi. Apa lagi Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17 ribuan pulau dan luas hampir 2 juta km2, sehingga konektivitas adalah masalah yang sangat penting.

Diprediksi ada lebih dari 30 juta pengguna internet di negara ini dan 150 juta pengguna telepon seluler (mobile) serta merupakan pasar mobile keenam di dunia yang dilayani oleh sembilan operator yang penggunanya tumbuh hingga 21 persen per tahun.

Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meraih pengalaman kerja di lingkungan bisnis global sekaligus meningkatkan komunikasi lintas budaya.

(et/IC/BL-BD)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x