(Business Lounge – Business Today) – Ken Baston, selaku Menteri Pertanian dan Pangan Australia Barat, menyatakan bahwa Australia berharap dapat memanfaatkan kelangkaan sapi potong di Indonesia.
Australia berencana meningkatkan penjualan sapi hingga hampir dua kali lipat menjadi 500 ribu ekor, di tengah upaya Indonesia mewujudkan swasembada sapi dan adanya tudingan oleh Australia mengenai buruknya penanganan hewan potong pada rumah-rumah jagal di tanah air.
Dalam beberapa bulan terakhir, rata-rata harga daging sapi mencapai Rp110 ribu per kilogram, naik ketimbang level harga sebelumnya yang mencapai Rp76 ribu. Pada awal Agustus, harga daging melonjak hingga Rp120 ribu per kg menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Indonesia mematok kuota impor sapi dari Australia sebesar 260 ribu ekor per tahun yang dirilis per tiga bulan. Namun, menurut para pengimpor, jumlah itu tidak mencukupi permintaan domestik. Pemerintah pun memberlakukan batasan berat sapi sehingga pengusaha setempat dapat menarik keuntungan melalui selisih bobot yang didapatkan sebelum pemotongan. Sementara produksi sapi potong domestik mengalami kekurangan 5,5 juta ekor dari target pemerintah yang mencapai 18,5 juta ekor. Masih sedikit sekali sapi yang tersedia untuk dikembangbiakkan.
Dampaknya, terjadi kelangkaan daging sapi, demikian keterangan Thomas Sembiring, ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi). Mahalnya harga daging sapi terjadi di tengah kegagalan Indonesia memanfaatkan momentum rendahnya harga kedelai secara global menyusul melimpahnya hasil panen.
Sabtu lalu, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengumumkan pemerintah akan membuka keran impor sapi sebesar 46.231 ekor pada kuartal ketiga demi memangkas harga daging sapi. Sebagian besar sapi berasal dari Australia.
Baston, yang negaranya merupakan pengekspor sapi terbesar dunia, melakukan lawatan ke Indonesia bulan lalu dan menemui menteri pertanian. Indonesia telah mematok kuota dagang tahunan sebanyak 260 ribu ekor sapi. Kini, Australia berusaha membujuk pemerintah untuk meningkatkan kuota. Sebelum beredarnya video Australia yang menunjukan buruknya proses pemotongan sapi di tanah air, Indonesia mengimpor sebanyak lebih dari 650 ribu ekor sapi per tahun dari Australia.
Australia memiliki surplus sapi yang bisa ditawarkan kepada Indonesia dengan harga bersaing, ujar Baston. Jika Indonesia bersedia menaikkan kuota daging sapi, Australia dapat menyumbang 10 ribu ekor sapi betina untuk dikembangbiakkan.
Indonesia adalah pembeli utama sapi Australia.
Harga ekspor sapi Australia merosot sebesar 27% sejak awal 2011. Ekspor keseluruhan sapi hidup dari Australia turun sebesar 11% tahun lalu hingga menjadi 620 ribu ekor. Para pengekspor dan analis menyebutkan bahwa penurunan itu disebabkan berkurangnya pembelian dari Indonesia. Dan seiring dengan menurunnya harga sapi, ongkos pemeliharaannya mengalami peningkatan.
(FJ/FJ-BL, WSJ)