Tim Tebow, Kisah Inspiratif Seorang Atlet American Football

(Business Lounge – Inspiration, Human Touch) – Di Indonesia, olahraga American Football memang tidak terlalu dikenal. Tetapi di Amerika Serikat, olahraga American Football sangat dikenal. Bahkan atlet dari olahraga inipun terkenal bak selebriti dunia, seperti Tom Brady yang merupakan suami dari supermodel Gisele Bundchen, dan juga Tony Romo, yang namanya sudah pasti tak asing lagi di Negara Paman Sam itu. Karena popularitas para atlet American Football itulah, dunia glamor bak selebritas pun menjadi hal yang tidak asing lagi bagi para atlet American Football pada umumnya.

 Namun, pada kenyataannya tidak semua atlet American Football mempunyai sisi hidup yang glamor dan memanfaatkan popularitas mereka untuk hal-hal yang mewah. Di tengah dunia American Football yang penuh dengan glamor, Tim Tebow memilih untuk mengabdikan dirinya untuk kegiatan yang positif dan memberikan makna bagi orang lain.

tebow2

 Timothy Richard Tebow, atau yang biasa disebut Tim Tebow, adalah seorang atlet American Football yang lahir di Makati, Filipina pada tanggal 14 Agustus 1987. Saat ini posisinya adalah sebagai quarterback di tim New England Patriots dalam National Football League (NFL). Tim yang lahir dari keluarga misionaris ini, memang terbiasa untuk hidup di dalam nilai-nilai keagamaan yang taat dan keimanan yang kuat, sehingga meskipun ia berada di dunia olahraga yang identik dengan glamor dan popularitas, ia justru dengan kesadarannya sendiri memilih untuk mengabdikan hidupnya untuk kegiatan sosial dan melayani orang lain yang kurang beruntung.

 tebow5

Atlet yang memiliki segudang prestasi ini, dengan tulus mendirikan suatu yayasan yang bernama Tim Tebow Foundation, yang banyak bergerak di bidang adopsi dan juga pelayanan kepada anak-anak yatim piatu yang memerlukan kasih sayang. Meskipun namanya terkenal, ia tidak sungkan untuk memeluk anak-anak yatim piatu, atau bahkan memeluk mereka yang cacat dan tertawa bersama mereka. Bahkan, tujuan dari yayasan yang ia dirikan juga sangat mulia, yaitu “to bring faith, hope and love to those needing a brighter day in their darkest hour of need.”

 tebow3

Tim Tebow yang juga pernah terdaftar dalam list di majalah TIME sebagai 100 Most Influential People in the World ini juga memang memiliki nilai-nilai yang positif di dalam hidup. Tim pernah mengatakan “we have to humble ourselves and the way you do that is by serving other people” yang berarti kita harus merendahkan diri kita, dan cara untuk melakukannya adalah dengan melayani orang lain. Dengan kata lain, ia tidak menganggap dirinya yang meskipun adalah seorang atlet terkenal itu harus dihormati sedemikian rupa, melainkan sebagai manusia yang seharusnya tetaplah harus merendahkan diri, dan merendahkan diri yang dia sebut memang tidak sekedar begitu saja, tetapi harus diwujudkan dengan melayani orang lain.

Nilai-nilai hidup Tim Tebow memang juga bisa dikatakan memberikan motivasi bagi banyak orang. Atlet yang tidak pernah malu menyatakan akan iman dan keyakinannya ini, juga memang memberikan motivasi bagi banyak orang untuk tidak ikut-ikutan orang lain, tetapi harus bangga dengan diri sendiri yang merupakan ciptaan Tuhan. Seperti yang tertulis di dalam buku Through My Eyes, Tim Tebow menyatakan “ You and I were created by God to be so much more than normal…Following the crowd is not a winning approach to life. In the end it’s a loser’s game, because we never become who God created us to be by trying to be like everybody else”, yang berarti Anda dan saya diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi lebih daripada manusia pada umumnya. Mengikuti orang banyak bukanlah cara yang baik untuk mendapatkan kemenangan, dan pada akhirnya kita pasti akan menemukan kekalahan, karena kita tidak pernah menjadi seseorang yang Tuhan tetapkan, tetapi malah mencoba menjadi seperti orang lain.

 tebow4

Melihat Tim Tebow, memang seolah membuat kita menyadari, bahwa sebenarnya memiliki hati untuk melayani dan memberikan semangat bagi orang lain yang membutuhkan, sangatlah memberikan manfaat yang berarti daripada segala kesenangan dan kemewahan dunia. Dengan kita mengasihi dan melayani sesama, maka hati kita akan lebih bahagia daripada menghabiskan waktu untuk menyenangkan diri dengan kesenangan yang fana. Karena ingatlah, segala sesuatu ada akhirnya, dan baiklah kita melakukan keseharian kita dengan banyak melakukan kasih, karena dengan kasih, kita akan tahu bagaimana bersyukur di dalam hidup kita.

(FJ/FJ/BL)

Foto : WSJ, absolutelyfabulous.com, blogs.orlandosentinel.com

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x