Dividen dan Capital Gain

(Business Lounge – Finance) – Setiap orang yang berinvestasi pasti menginginkan keuntungan yang maksimal dari investasi yang dilakukannya. Banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, salah satunya adalah investasi saham. Ada dua keuntungan yang bisa diperoleh dalam berinvestasi saham yaitu dividen dan capital gain. Itu akan tergantung dari tujuan berinvestasi pihak investor serta jangka waktu yang diingini, apakah itu jangka pendek atau panjang,

Pada saat seorang ingin berinvestasi di pasar modal, khususnya saham, menjadi pertanyaan pertama adalah tujuan investasinya untuk apa? Ada dua pilihan: untuk menghasilkan pendapatan (income generation) yang cenderung rutin berkala; atau mengejar keuntungan hasil dari kenaikan nilai saham (capital appreciation). Bila tujuannya adalah untuk memperoleh pendapatan, maka saham dijadikan sebagai asset investasi karena di dalamnya mengandung pembagian dividen secara berkala. Investor kurang begitu peduli dengan gejolak naik turunnya harga saham, karena mengharapkan pada waktunya akan mendapatkan tambahan penghasilan dari dividen saham yang dipilih. Sementara, untuk investor yang mengejar keuntungan dari kenaikan harga saham, maka gejolak pasar akan menjadi focus perhatiannya karena itu akan menghasilkan keuntungan lumayan baginya, atau juga berdampak kerugian kalau harga sahamnya turun.

Untuk lebih jelasnya, dapat disampaikan bahwa dividen adalah pembagian laba yang diberikan suatu perusahaan kepada para pemegang saham (investor) dimana besarnya dividen yang diberikan tergantung dari laba perusahaan tersebut, dalam hal ini pihak manajemen perusahaan mempunyai kebijakan sendiri dalam pembagian laba karena tidak semua keuntungan diberikan kepada investor guna kepentingan investasi perusahaan. Beberapa perusahaan memberikan dividen rutin setiap tahun namun ada juga perusahaan yang tidak memberikan dividen karena perusahaannya tidak memperoleh keuntungan yang cukup atau merugi, bisa juga karena perusahaan memanfaatkan laba perusahaan untuk pengembangan usahanya sehingga harga saham menjadi naik.

Besar kecilnya dividen ditentukan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jika investor ingin memperoleh dividen, maka investor harus memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu sampai kepemilikan saham tersebut berada di dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham. Capital gain terbentuk dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Pemegang saham biasanya mempunyai orientasi jangka pendek untuk mengejar keuntungan melalui selisih harga jual dan harga beli saham. Misalnya investor membeli saham dengan harga Rp. 1.000 perlembar dalam waktu singkat harga saham naik menjadi Rp. 1.200, untuk memperoleh capital gain investor menjual sahamnya sehingga diperoleh captal gain Rp. 200 per lembar. Semakin rendah harga saham ketika dibeli dan semakin tinggi harga saham ketika dijual, maka semakin besar capital gain yang diperoleh. Tidak dipungkiri umumnya keuntungan dari capital gain lebih besar daripada dividen. Oleh karena itu, banyak investor yang lebih tertarik pada capital gain dibanding dengan dividen.

Investor yang tertarik pada capital gain ini mau tidak mau harus sering melihat dan menganalisa pergerakan harga saham sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk jual beli, jika investor menilai harga saham terlampau rendah maka mereka akan cenderung membeli saham tersebut, dan sebaliknya jika harga saham tersebut melonjak naik dan bisa memberi laba tinggi, mereka akan cendrung untuk menjualnya. Namun jika investor menganalisa dan mengambil keputusan yang salah misalnya membeli saham yang harganya terus menurun sehingga terpaksa dijual maka investor mengalami kerugian atau kita sebut dengan capital loss.

Investasi saham cukup mengiurkan bagi kalangan menengah ke atas karena bisa memberikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat namun mengandung resiko yang tinggi yang bisa menyebabkan kerugian. Ingat dengan istilah high risk, high return. Di sini investor harus menganalisa dengan baik, jika ingin terhindar dari resiko yang tinggi sebaiknya saham dipegang dalam jangka panjang karena bisa nikmati keuntungan dari dividen.

Pada akhirnya, pilihan saham yang ditentukan oleh investor tergantung dari preferensinya sendiri. Mereka yang menyukai pola investasi yang tenang dan berjangka panjang akan cenderung memilih saham dari emiten kelompok blue-chip dengan reputasi bisnis jangka panjang dan memiliki kebijakan pembagian dividen (dividend policy) yang menarik. Sedangkan investor yang lebih agresif akan cenderung memilih saham-saham yang berprospek bagus dan saat ini nilai valuasi sahamnya relatif rendah sehingga memungkinkan terjadinya kenaikan harga saham yang cukup menggiurkan keuntungannya.

Pilihan ada di tangan Anda sendiri.

(Jiuli/IC/BL)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x