(Businesslounge-Inspiration) Pada suatu waktu datang seorang anak kepada bapaknya yang semuanya berisikan keluh kesah dan menunjukkan kegalauan hatinya yang tampak hilang kesabarannya.
“Bapak, aku lelah belajar, setiap malam aku belajar menghapal semuanya bahkan setiap rumus-rumus yang ada tapi nilaiku malah lebih jelek dibandingkan temanku yang kerjaannya hanya menyontek saja,…
Aku lelah harus pergi pagi pulang malam, berjuang untuk selalu bekerja keras namun kulihat temanku hidupnya yang tanpa kerja keras malah punya uang jauh lebih banyak dibandingkan aku…
Aku lelah harus jadi orang yang rajin karena sekian tahun aku melakukannya tapi kulihat banyak temanku yang kelihatannya santai-santai tapi ternyata malah lebih sukses dibandingkan aku…
Aku lelah pokoknya lelah untuk sabar menantikan apa yang menjadi impian dan harapanku, harus terus sabar menunggu jawaban doa dari Tuhan sedangkan orang lain sepertinya dengan mudah memperoleh apa yang mereka inginkan begitu cepat terkabul…
Aku lelah menjadi diriku seperti ini yang harus ‘dituntut’ untuk bersabar tapi mereka terlihat begitu senang, bahagia, dan sepertinya tidak pernah terlihat susah…
Aku ingin menjadi seperti mereka saja, aku ingin bersikap seperti apa yang mereka lakukan sehari-hari pastilah enak rasanya…”.
Mendengar anaknya menjerit pilu dan mulai menangis semakin kencang, sang Ayah pun menarik tangan anaknya dan mengajaknya pergi ke suatu tempat.
“Mari nak ikut Ayah pergi ke suatu tempat…”.
Mereka pun berjalan dan terus berjalan menyusuri sebuah jalan yang panjang dan berliku. Namun, sepanjang jalan tersebut selalu dipenuhi dengan batu-batu tanda jalanan yang rusak parah, banyak duri, lumpur, serangga, bahkan duri-duri yang tajam.
“Mengapa Ayah membawa saya ke mari…kakiku dan badanku sakit, semua yang ada padaku jadi kotor, dan aku jadi bau Ayah…aku tidak suka tempat ini…”.
Pada akhirnya setelah mereka berjalan melewati semua jalanan yang tidak baik tersebut, tibalah mereka pada suatu pulau yang sangat indah, memancarkan kemilauan yang sangat cantik dan mempesona, dipenuhi dengan kicauan burung yang sangat merdu, bertaburan bunga-bunga hidup yang semarak, dan udara yang sangat sejuk memberikan rasa tenteram serta damai sejahtera yang luarbiasa.
“Ayah…indah sekali tempat ini…ajaib sungguh ajaib pertama kalinya aku dapat melihat tempat seindah ini dan rasanya sangat menyenangkan. Tempat apa ini Ayah?…”.
“Tahukah kamu nak, banyak orang sebenarnya tahu tempat ini tapi ternyata mereka juga tidak sabar dalam menyusuri jalan-jalan yang berliku dan sulit itu termasuk kamu nak…”.
Ya, Anda atau saya atau kita semua memang butuh yang namanya SABAR.
Untuk memperoleh setiap jawaban dalam kehidupan kita terlebih suatu kemenangan besar, kita butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, seperti ilustrasi Ayah dan anaknya yang menyusuri jalan sulit tersebut.
Pada akhirnya semua yang kita lakukan dengan sabar akan terbayar dengan indah. Mengapa?. Bukankah Anda harus sabar saat ada duri yang melukai kakimu, anda harus sabar saat lumpur mengotori kakimu, dan anda pun harus sabar untuk terus melangkah meski jalan yang dilalui masih panjang, berliku, dan medannya sangat sulit untuk ditempuh.
Tak bisa dibayangkan apa jadinya pada akhirnya jika anak tersebut tetap bersikukuh tidak sabar?. Apa yang akan dia dapatkan?. TIDAK DAPAT APA-APA MELAINKAN SELALU KEBURUKAN, KESENGSARAAN, DAN HATI YANG GALAU TERUS MENERUS.
Lalu, apa yang Anda harapkan dalam hidupmu saat ini?.
Jawaban apa yang sedang Anda nantikan saat ini juga bagi masa depanmu?
Sabarlah…tinggal sebentar lagi….waktunya akan tiba Sang Pencipta akan memberikan apapun jawaban yang Anda minta
Sabar menanti jawaban DOA karena semuanya akan menjadi indah pada waktuNYA.
(Nemi/RL/BL)