(Business Lounge) – Survei yang dilakukan Deloitte terhadap 70 perusahaan yang masuk kategori Fortune 500 menunjukkan bahwa 64 persen dari perusahaan umumnya menekan biaya melalui perbaikan proses, memangkas biaya travel atau training, menahan biaya, hingga menegosiasikan harga yang lebih rendah kepada vendor. Penghematan cost ini bersifat marginal, dan meskipun bagus, mungkin tidak akan cukup di tengah kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini.
Deloitte dalam laporannya memberikan solusi pendekatan transformasional yang seharusnya diaplikasikan oleh perusahaan. Berikut ini adalah lima tips mereka supaya perusahaan dapat melakukan cost reduction dengan tepat. Dengan pendekatan ini, maka penghematan biaya akan lebih besar dan bersifat sustainable.
1. Start with the obvious
Bagi sebagian besar perusahaan, cara menghemat biaya yang mudah adalah menekan biaya umum dan administrasi (G&A) serta membatasi pengeluaran eksternal, yakni barang dan jasa yang dibeli perusahaan. Menekan biaya pada area ini dapat menghasilkan penghematan yang signifikan, dengan risiko rendah bahkan tidak ada. Selain itu, fungsi ini juga tidak berdampak langsung terhadap pelanggan atau operasional perusahaan, sehingga tidak berisiko terhadap bisnis ataupun pelanggan.
2. Take an enterprise view
Ketika masa perekonomian sedang melemah, perusahaan harus mampu mencari peluang untuk menekan cost. Oleh karena itu, diperlukan ‘enterprise wide analysis’ untuk mempelajari seluruh struktur biaya perusahaan. Sehingga, dengan scope pandang yang lebih luas, maka perusahaan dapat lebih berfokus pada penghematan biaya yang lebih tepat, seperti biaya sales & marketing, manufaktur, hingga supply chain.
3. Protect strategic investments.
Meskipun perusahaan harus melakukan penghematan biaya, namun investasi pada are yang penting bagi strategi jangka panjang harus tetap dipertahankan, misalnya seperti R&D, pemasaran dan iklan.Pemangkasan biaya yang terlalu dalam pada area ini dapat memberikan dampak negative bagi perusahaan, dan harusnya dihindari. Namun, dalam melakukan keputusan investasi pada area ini, perusahaan juga harus mempertimbangkan dengan baik. Hanya investasi yang menjanjikan return bagi jangka panjang sajalah yang akan dilakukan.
4. Balance short- and long-term improvements.
Pada saat perusahaan di tengah downturn, perusahaan kadang terlalu terburu-buru dalam memangkas biaya sehingga kadang melupakan peluang terbesar mereka dalam hal menekan biaya. Deloitte mengemukakan bahwa tiered approach memberikan kombinasi antara penghematan biaya jangka pendek dan peningkatan strukturan jangka panjang. Tier 1 hingga 3 meliputi rencana penghematan biaya dari jangka pendek, medium hingga jangka panjang.
5. Choose the right business model.
Pada beberapa kasus, cara perusahaan untuk mencapai penghematan biaya adalah dengan model bisnis yang tersentralisasi dan terintegrasi. Menurut riset Deloitte, perusahaan dengan model bisnis yang terntegrasi, punya biaya umum dan administrasi lebih rendah, karena semakin tingginya standardisasi dan economies of scale. Namun, integrasi bisnis tidak sesuai untuk semua perusahaan. Integrasi lebih sesuai bagi perusahaan yang sudah stabil dan growth-nya rendah.
(RP/IC/BL-MD)