Melayani Pelanggan, Perlu Sikap Proaktif

(Business Lounge – Service) Dalam salah satu kelas pelatihan “Selling Skill” yang kami selenggarakan secara in-house di sebuah bank, ada yang menarik yang bisa dipelajari bersama pada saat role play. Seorang peserta diminta untuk mempraktekkan langkah-langkah penjualan seperti apa yang biasa mereka lakukan di lapangan. Salah satu peserta memberikan contoh menelepon calon debitur dari list data base untuk meminta waktu bertemu. Kalimat yang diucapkan kurang lebih seperti ini : “ Kalau ibu tertarik, silakan berkunjung ke kantor kami, nanti bertemu dengan saya”. Wah…ini bukan menjemput bola namanya…!!

Sikap Proaktif – Menjemput Bola

Dalam mempelajari service selalu anda akan bertemu dengan kebiasaan melakukan greeting atau sapaan kepada pelanggan atau tamu dengan : “Ada yang bisa kami bantu?”. Kalimat ini adalah kalimat proaktif, sebelum tamu atau pelanggan meminta bantuan, Anda telah menawarkan terlebih dahulu. Ini kebiasaan yang harus ditumbuhkan pada setiap frontliner dan marketing dan bahkan semua orang.

Demikian juga dalam proses penjualan, seorang pemasar perlu memiliki sikap mental menjemput bola. Sebaiknya dalam pembicaraan dengan calon pelanggan dimana kita akan mengadakan pertemuan untuk presentasi, maka kalimat yang seharusnya kita ucapkan adalah : “ Baik ibu, kalau tidak keberatan saya ingin bertemu dengan ibu, apakah bisa Selasa siang? Kalau perlu saya datang ke kantor ibu”.

Mengapa Perlu Proaktif?

Tidak ada bisnis apapun yang tidak menghadapi kompetisi, selalu ada persaingan. Sikap proaktif kepada pelanggan sangat diperlukan karena:

* Kompetitor sangat memperhatikan mereka, apabila kita tidak perhatikan maka pelanggan akan berpindah ke kompetitor.
* Kebutuhan pelanggan berubah atau meningkat dari waktu ke waktu sehingga apabila kita tidak up date terhadap kondisi pelanggan, akan kehilangan kesempatan untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
* Pelanggan senang dihargai dan dianggap penting bagi perusahaan, hal ini dapat ditunjukkan dengan kesukaan mereka apabila dilayani dengan baik dan diperhatikan kebutuhannya. Sekali pelanggan “jatuh hati” tidak akan mudah meninggalkan perusahaan Anda.
* Pasar potensial tidak akan bisa ditemukan tanpa adanya usaha-usaha yang bersifat proaktif. Sebagai contoh seorang marketing, kalau tidak banyak melakukan canvassing dan turun ke lapangan, tidak akan menemukan peluang pelanggan baru yang ternyata masih bisa digali di lapangan.

Untuk dapat bersikap proaktif, seorang pemasar atau petugas customer service harus memiliki kerendahan hati, karena terkadang harus menghadapi penolakan atau sikap “dingin” dari pelanggan atau calon pelanggan. Namun, selama ujungnya akan menghasilkan bisnis jangka panjang mengapa tidak kita hadapi saja?

Silakan mencoba langkah-langkah proaktif melayani pelanggan Anda. Salam sukses.

(Emy Trimahanani/IC/BL)

pic : dielectricity.wordpress.com

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x