(Business Lounge – Inspiration) Rakyat Inggris mengucapkan perpisahan terakhir mereka pada hari Rabu, 18 April 2013 kepada Margaret Thatcher, wanita yang merupakan kebanggaan Inggris semasa ia hidup. Margaret Thatcher, yang dikenal sebagai Iron Lady ini memang banyak mengharumkan nama Inggris di mata dunia. Dihantar oleh puluhan ribu warga Inggris dan kawalan 4.000 personal Polisi memberi hormat dengan melambaikan bendera Union Jack hingga bunyi lonceng Big Ben seperti ikut hanyut mengantar kepergiannya.
Dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan tidak kompromi, banyak hal yang dihasilkan dari buah pikirannya yang sangat mendukung kemajuan negara Inggris. Wanita yang pernah menduduki posisi penting sebagai Perdana Menteri di Inggris pada tahun 1979-1990 ini memang bisa dikatakan sebagai perempuan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat , dan hal itu bukan hanya diakui oleh rakyat Inggris saja, melainkan para pemimpin dunia lainnya pun mengakui akan kepemimpinan wanita ini. Dalam sejarah Inggris, Margaret Thatcher – Iron Lady adalah satu-satunya wanita yang pernah menjabat menjadi Perdana Menteri.
Bukan hanya warga Inggris yang merasa kehilangan, tetapi warga dunia yang menaruh hormat pada Margaret Thatcher – Iron Lady merasa kehilangan, dimana hari Rabu 18 April 2013 kerumunan warga Inggris yang jumlahnya puluhan ribu dengan dikawal 4000 personal Polisi mengantar si Iron Lady ke pemakaman dengan iringan bunyi lonceng dari Big Ben.
Thatcher adalah Perdana Menteri Inggris yang memerintah paling lama sepanjang abad 20 ini, juga sangat dihomrati warga Falkland, dimana Iron Lady ini dengan keras berperan mengambil alih pulau Falkland yang sempat diduduki Argentina. Dalam kepemimpinannya Inggris menjadi sangat kuat dan diperhitungkan dalam segala agenda politik, bahkan si Iron Lady sangat kuat dalam meruntuhkan Tembok Berlin.
Thatcher adalah Perdana Menteri Inggris. Namun, seberapa perkasanya seorang Margaret Thatcher, ia tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan suaminya, Denis Thatcher. Hal itu terbukti dari pernyataannya pada saat Denis Thatcher meninggal pada tahun 2003, “Being Prime Minister is a lonely job. In a sense, it ought to be: you cannot lead from the crowd. But with Denis there I was never alone. What a man. What a husband. What a friend.”
Kini, wanita yang dijuluki “Iron Lady” itu telah tiada. Sekuatnya seseorang memerintah di bumi dan seberapa berkuasanya ia sekalipun, ia tidak lebih dari seorang manusia biasa yang menjalani siklus kehidupan seperti manusia pada umumnya, yaitu lahir, bertumbuh besar, bekerja untuk menghasilkan karya di muka bumi, dan setelah itu meninggal.
Manusia, semaraknya itu memang sangat terlihat ketika ia hidup. Namun ketika meninggal, semuanya itu hanya seperti rumput yang hilang ditiup angin, yang hari ini ada besok sudah tiada. Ya, kenagan memang ada dan buah karya masih tersisia, namun itulah manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Semarak manusia yang begitu indah semasa hidupnya, namun ketika manusia itu meninggal dunia, semua tinggal kenangan, dia harus kembali menjadi debu tanah.
Hidup di dunia memang harus bekerja keras dan menghasilkan karya yang baik. Namun, kita harus ingat, bahwa dalam kehidupan ini manusia juga ada ujung dalam kehidupannya. Karena itu, jalani hidup dengan sungguh-sungguh, dan yang terutama takutlah akan Tuhan, karena manusia, sebesar apapun karyanya di muka bumi ini, pasti semua itu akan berakhir. Dan kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari suatu tahap menuju kehidupan kekal yang sesungguhnya, entah itu kehidupan kekal di surga atau di neraka, itu tergantung dari kehidupan manusia tersebut selama hidupnya. Hidup anak manusia, bagaikan suatu cerita yang ditulis Sang Pencipta dalam lembaran buku, ketika Sang Pencipta berkehendak menutup bukunya, tak ada satupun yang sanggup untuk menahanNya.
(Fanya Jodie/IK/BL)