Kemenkeu : Pemerintah Berupaya Inflasi Dapat Terkendali di 2013

(The Manager’s Lounge – Finance), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan target laju inflasi pada akhir tahun 2013 sebesar 4,9 persen masih dapat tercapai, walaupun inflasi pada awal tahun 2013 tergolong tinggi.
Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan sebagai Pelaksana tugas menyatakan, berharap akan laju inflasi dapat terkendali pada sepuluh bulan terakhir sepanjang 2013 ini, supaya target inflasi 4,9 persen dapat tercapai.
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah antara lain adalah dengan menjaga agar pasokan bahan kebutuhan pokok dan mempertahankan akan kestabilan harga komoditas yang ada. Seperti telah diketahui bahwa sebagian besar kondisi masyarakat Indonesia yang masih berpenghasilan rendah rentan terhadap inflasi.

Harus ada penanganan yang serius supaya jangan hanya hanya melihat dari satu sisi kepentingan produsen dalam negeri saja, namun tetap melihat juaga akan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. BPS mencatat bahwa laju inflasi pada bulan Februari 2013 yang mencapai 0,75 persen merupakan anka tertinggi dibandingkan sepuluh tahbun terakhir paad bulan yang sama. Sebelumnya, laju inflasi Januari tercatat 1,03 persen.

Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan target laju inflasi pada akhir tahun 2013 sebesar 4,9 persen masih dapat tercapai, sekalipun inflasi paad awal tahun ini termasuk tinggi. “Pemerintah masih memiliki waktu untuk memperbaikinya, mengingat akan bulan-bulan berikutnya bisa deflasi,” tambah Suryamin. Tahun ini masih mungkin terjadi deflasi pada bulan Maret – April dan September-Oktober, sehingga laju inflasi pada akhir 2013 kemungkinan tidak meningkat tajam.

Alfred Pakasi,sebagai CEO di Vibizconsulting, menambahkan bahwa Inflasi terkendali untuk tahun 2013 akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para pemangku kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia. Mengapa? Karena kecenderungannya nampaknya akan agak sulit untuk bertahan di level inflasi rendah pada tahun ini.

Hal ini disebabkan sejumlah tantangan, di antaranya: kecenderungan naiknya harga pangan termasuk daging belakangan ini, dorongan inflasi yang disebabkan pelemahan rupiah sementara impor tetap di level tinggi, kenaikan tarif dasar listrik secara berkala, dorongan harga yang cepat di industri properti dan yang terkait, serta indikasi akan terjadinya kenaikan BBM di tahun ini.

Kalau bisa direkomendasikan, ketimbang berusaha menekan inflasi dengan kebijakan yang parsial, lebih baik diantisipasikan bentuk pengamanan sosial dan bantuan kepada masyarakat golongan ekonomi rendah bila inflasi menjadi semakin terkerek naik di tahun ini. Hal itu akan lebih efektif dalam meredam dampak pemanasan sosial dan juga suhu politik menjelang pemilu gara-gara inflasi ini.

(ap/IK/tml-dtc)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x