Six Sigma Tidak Relevan Lagi?

(The Manager’s Lounge – Quality) Six Sigma jelas punya dampak besar terhadap dunia. Menurut American Society for Quality, 82 dari 100 perusahaan di AS telah merasakannya. Perusahaan seperti DuPont, Motorola, Textron, Bank of America dan Sun Microsystems, telah menjadikan Six Sigma sebagai bagian dari budaya mereka.

Namun, seiring berjalannya waktu, popularitas Six Sigma semakin memudar. Di Home Depot, misalnya di bawah kepemimpinan Nardelli, Six Sigma biasa digunakan. Namun hasilnya kurang baik karena nyatanya metode tersebut terlalu menghabiskan waktu dan mengurangi waktu untuk pelanggan. Sehingga profitabilitas mereka justru berkurang, moral karyawan merosot, juga sentiment pelanggan menjadi negatif. Menurut American Customer Satisfaction Index 2005, Home Depot anjlok dari posisi pertama menjadi posisi terburuk diantara para peritel besar. Tidak hanya Home Depot, perusahaan seperti 3M dan GE pun mengalami hal yang serupa.

Tom Davenport mengungkapkan pada Harvard Business Review bahwa pendekatan Six Sigma sebagai peningkatan dalam proses bisnis dan manajemen tentunya punya beberapa kekurangan.

Pertama, Six Sigma menggunakan perangkat statistic, namun nyatanya jarang diimplementasikan oleh sebagian besar perusahaan.
Kedua, Six Sigma tidak mencakup teknologi informasi, yang tentunya merupakan perangkat yang kuat dalam meningkatkan proses.
Ketiga, terlalu di’elit’kan. Tom berpendapat, bahwa daripada mengandalkan para expert Black Belt Six Sigma dalam melakukan analisa proses dan desain, maka tiap karyawan harus menjadi seorang process improver
Keempat, perbaikan yang dihasilkan hanyalah bersifat incremental, bukannya terobosan radikal.
Terakhir, Six Sigma bukanlah sesuatu yang sesuai bagi pekerjaan yang berorientasi pada inovasi.

Lalu bagaimana kesimpulannya?
Jack Welch berpendapat, bahwa Six Sigma memang diperlukan dan bermanfaat bagi organisasi. Namun ia lebih suka menggabungkan Six Sigma dengan inovasi. Robert Carter, seorang konsultan yang mengimplementasikan Six Sigma dibarengi inovasi berpendapat bahwa orang-orang Six Sigma sangat kuat di otak kiri, sementara itu inovasi berasal dari otak kanan.

Oleh karena itu, supaya terjadi keseimbangan, maka Six Sigma sebaiknya digabungkan dengan metode lainnya, seperti inovasi. Belajar dari Home Depot, Six Sigma seharusnya tidak menjadikan Anda mengabaikan pelanggan. Sebaliknya, Six Sigma bertujuan untuk mempercepat pelayanan kepada pelanggan sehingga kepuasan pelanggan juga akan tercapai.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x