Sikap Seorang Sales Menghadapi Kegagalan

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Seorang bos di tempat saya bekerja pernah bercerita bagaimana dia memulai bisnis yang dia rintis pada awalnya. Hanya dengan menggunakan sepeda motor dan berkeliling dari satu perusahaan ke perusahaan untuk menawarkan produknya. Tidak mudah pada waktu itu sebab produk yang ditawarkan produk yang termasuk baru. Belum ada kompetitor yang menjual produk sejenis, meskipun demikian tidak mudah untuk memberikan sample kepada perusahaan tersebut untuk mau mencoba memakainya. Jatuh bangun telah dialami. Dari penolakan dan sikap pelanggan yang meragukan produk yang ditawarkan. Sampai kegagalan dalam riset dan komplain dari pelanggan karena produk yang ditawarkan ternyata kurang sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Itu semua telah dihadapi. Bahkan pelanggan yang marah dan meminta ganti rugi. Tapi semua tidak membuat bos saya ini putus asa. Sehingga sampai sekarang dia telah membangun bisnis yang besar bahkan berhasil memasarkan produknya sampai ke macanegara. Sebuah cerita yang memotivasi saya. Ketika saya tanyakan kepadanya, apa kuncinya? Yaitu tidak pernah berhenti dan menyerah pada kegagalan.

Seandainya pada waktu itu ketika mengalami penolakan dan kegagalan demi kegagalan dan dia memutuskan untuk berhenti maka dia tidak akan melihat bisnisnya menjadi sebesar sekarang dan produknya dipakai orang banyak bahkan mampu menjangkau pasar luar negeri. Kegagalan tidak membuatnya menyerah, tetapi belajar dari pengalaman dan bangkit untuk mencoba lagi. Tidak berhenti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Memang kelihatannya tidak mudah pada saat itu tapi selalu ada kekuatan dan jalan jika mau mencoba dan berusaha lagi.

Setiap orang pernah mengalami kegagalan tapi yang membedakan antara orang yang sukses dan tetap gagal adalah mau bangkit dari kegagalan atau tetap  pada kegagalan dan hanya menyesali diri. Bertolak belakang dari cerita diatas. Seorang rekan saya menolak posisi yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih besar yang ditawarkan kepadanya hanya karena bosnya telah menegurnya karena sikap yang kurang berjuang dalam melakukan pekerjaan. Dia merasa telah melakukan yang terbaik, tapi bagi si bos itu belum maksimal. Hal tersebut membuatnya tersinggung, sehingga dia menolak tantangan untuk menerima lebih banyak tanggung jawab. Hanya menyesali diri dan tidak mau bangkit, merasa marah dan tersinggung membuatnya tidak mendapatkan apa-apa.

Dua sikap yang berbeda. Dan mana yang harus diikuti? Mudah saja membiarkan perasaan ini menjadi terbawa situasi. Tersinggung dan marah ketika ditolak, tetapi itulah tantangan yang harus dihadapi. Tetapi bagi seorang sales harus mempunyai mental sekuat baja. Tidak berhenti berjuang sebelum melihat hasilnya. Tidak hanya melakukan yang terbaik tetapi sebelum melihat hasil dari usahanya maka tidak ada kata berhenti. Sikap sedemikian harus dimiliki sebagai seorang sales profesional. Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Bangkit dan berjuang kembali daripada hanya menyesali kegagalan dan diam tanpa melakukan apa-apa. Percaya diri bukan tinggi hati, sebab kesombongan dan merasa tidak mau direndahkan akan menjadi penghambat. Sekalipun menerima komplain dan penolakan dari banyak orang justru menjadikannya pelajaran untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik lagi.

 

 

(Mevy Sinambela/AA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x