(Business Lounge – Business Insight) Harga minyak terus anjlok dan berdampak pada perusahaan-perusahaan minyak dunia. British Petroleum (BP) adalah salah satu yang mendapatkan pukulan telak hingga segera akan melakukan restrukturisasi demikian diungkapkan pada Rabu (10/12) seperti dilansir oleh Reuters. Perusahaan yang bergerak dalam usaha minyak dan gas bumi ini akan meniadakan ribuan pekerjaan di seluruh dunia pada akhir tahun depan seiring dengan menurunnya harga minyak dengan tajam. Untuk itu BP telah menganggarkan dana sebesar $ 1miliar (sekitar 12 triliun rupiah) untuk merestrukturisasi perusahaannya.
Perusahaan minyak terbesar milik Inggris ini juga sedang mempertimbangkan untuk memotong anggaran tahun 2015 lebih dari $ 1- $ 2 miliar seperti yang telah lebih dulu diumumkan pada bulan Oktober lalu, sebagai akibat dari anjloknya harga minyak.
“Mengingat keputusan yang diambil oleh OPEC baru-baru ini serta harga minyak yang telah ditetapkan sekarang ini, kami akan terus melakukan analisa lebih jauh,” demikian dikatakan head of upstream BP, Lamar McKay dalam presentasi di hadapan investor di London seperti dilansir oleh Reuters.
Sebagian besar biaya restrukturisasi akan diperuntukkan pembiayaan pemutusan hubungan kerja karyawan di semua segmen, termasuk bagian eksplorasi minyak dan produksi, penyulingan serta perdagangan dan administrasi, demikian dikatakan seorang juru bicara perusahaan.
Seperti diungkapan BP bahwa biaya pertama akan diambil pada kuartal keempat tahun ini untuk menerapkan rencana yang telah disusun selama 18 bulan terakhir guna meningkatkan efisiensi.
“Kami memperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar $ 1 miliar dari biaya restrukturisasi non-operasional selama lima kuartal berikutnya, termasuk kuartal saat ini,” demikian dikatakan perusahaan.
Ribuan tenaga kerja global dari 84.000 karyawan BP saat ini diperkirakan akan kehilangan pekerjaan mereka.
BP memang sedang berupaya memangkas biaya dengan menjual asset senilai lebih dari $ 43 miliar (516 triliun) untuk menutupi biaya tumpahan minyak Teluk Meksiko pada 2010 dan meningkatnya biaya sektor minyak.
Penurunan tajam harga minyak, yang jatuh dari sekitar $ 115 per barel untuk sekitar $ 65 per barel sejak Juni, telah bertubi-tubi menekan BP dan perusahaan-perusahaan minyak lainnya oleh karena anjloknya pendapatan.
McKay tidak memberikan rincian tentang apakah ada kemungkinan penundaan atau pembatalan proyek namun BP terus bersimulasi bila harga minya $ 80 per barel bahkan $ 60 per barel.
Proyek eksplorasi minyak dan gas global senilai lebih dari $ 150 miliar kemungkinan akan ditunda tahun depan karena jatuhnya harga minyak membuat proyek ini tidak ekonomis, demikian dikatakan menurut data yang ada.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

