Jokowi, Sosok Ayah dan Sahabat Bangsa Indonesia

(Business Lounge – Essay On Global)

Pada hari ini, tanggal 20 Oktober 2014 memang merupakan hari yang dinantikan oleh bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, hari ini sejarah telah mencatat suatu momen penting bagi Indonesia, yaitu hari pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang ketujuh. Apalagi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia kali ini, memang terasa berbeda dari yang sebelumnya.

Sebagai orang Indonesia, lahir di Indonesia, saya sudah tahu benar seluk beluk hidup di Indonesia. Masing-masing Presiden yang terpilih memiliki kelebihan masing-masing, mereka semua hadir sesuai dengan jamannya. Ada sosok agitator melawan penjajah, ada pendorong pembangunan, ada yang melawan kemapanan, ada tehnolog. Kali ini di tengah rakyat Indonesia, hadir seorang pemimpin yang tidak berbeda dengan rakyat itu sendiri. Jokowi adalah rakyat jelata yang menjadi pemimpin rakyat, suatu sosok yang dekat di hati dan dicintai oleh rakyat.

Indonesia, yang merupakan salah satu negara dengan penduduk terpadat di dunia, yaitu sekitar 253,6 juta penduduknya, kini menjadi sorotan dunia lantaran seorang yang bernama Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi. Lahir dari keluarga sederhana di bantaran kali, tidak ada yang menyangka bahwa sosoknya bakal menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Jokowi 2Mungkin tidak ada satupun yang menyangka, sosok yang sederhana ini bisa menduduki posisi paling penting di negeri yang memiliki 17.508 pulau ini. Sosoknya jauh dari kesan sombong. Bahkan, dari suatu media yang pernah saya baca, dengan terus terang dia pernah mengatakan “Saya tidak terlalu penting untuk duduk di business class. Saya cukup kurus. Saya tidak pakai banyak tempat” ungkapnya dengan rendah hati.

Banyak hal yang spesial dari Jokowi. Bahkan, dalam sejarah, belum pernah ada pelantikan Presiden Indonesia yang disertai dengan pesta rakyat besar-besaran. Bahkan, para penjaja makanan pun turut di dalam kegembiraan menyambut datangnya pemimpin baru Indonesia. Para penjaja bakso, ketoprak, mie ayam, hingga nasi bungkus, dengan murah hati mereka memberikan makanan dan juga modalnya pada hari itu sebagai ungkapan kegembiraan mereka menyambut datangnya Presiden baru Indonesia. Semuanya diberikan secara gratis pada hari itu, untuk rakyat Indonesia. Fenomenal memang, tetapi sangat mengagumkan, sekaligus mengharukan.

Sosok Jokowi, orang sederhana yang dicintai rakyat, memang bagi sebagian orang merupakan sosok ayah dan sahabat bagi bangsa Indonesia. Memang, ada yang mengatakan bahwa Indonesia lebih membutuhkan sosok seorang ayah yang mengerti, lebih daripada figur seorang pemimpin semata. Seorang ayah yang menepuk bahu mereka yang tidak berpunya untuk memberikan pengharapan, seorang ayah yang memberikan solusi bagi mereka yang ditolak di rumah sakit karena tidak memiliki biaya, dan seorang ayah yang mau giat bekerja bersama, tanpa memperhitungkan bajunya yang menjadi kotor karena masuk ke pasar dan gang yang sempit serta kumuh.

Selama ia juga pernah menjabat menjadi Gubernur di DKI Jakarta dan juga Walikota Solo, banyak perubahan yang telah ia hasilkan. Memang tak banyak bicara, tetapi hasil kerjanya memang nyata. Bahkan, seseorang pernah mengatakan bahwa ia melihat Jokowi rela duduk sampai pagi untuk memantau pekerjaan di sebuah tempat. Tentunya, itu membuktikan memang ia adalah sosok seorang ayah, yang tanpa lelah memantau pekerjaan dari “anak-anaknya”, yaitu rakyat Indonesia. Seorang ayah, tidak pernah meninggalkan anaknya bekerja sendiri, atau memilih pulang dan membiarkan asistennya mengawasi pekerjaan anak-anaknya.

Ya, penampilannya memang sederhana, namun itulah Jokowi. Sosoknya yang merakyat memang tak lepas dari benak setiap orang. Jokowi, yang masa kecilnya pernah hidup dalam kemiskinan, berujar dalam pernyataan di suatu media “keluarga saya, kami bekerja sangat keras untuk mendapatkan kebutuhan pokok yang menjadi kebutuhan manusia pada umumnya, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Karena itulah saya tahu, dari pengalaman saya, bahwa demokrasi harus menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi manusia.”

Tentu saja, pernyataan dan sikapnya yang sederhana namun tegas, membuatnya semakin dicintai bangsa Indonesia dan juga dunia. Berbagai pemimpin dunia dan juga media dari seluruh dunia, berbondong-bondong ke Indonesia untuk melihat sosok Jokowi, pemimpin baru negara Indonesia yang lahir dari rakyat. Bahkan, sebuah band ternama kelas dunia, terbang ke Indonesia untuk ikut serta dalam konser menyambut Jokowi sebagai pemimpin baru Indonesia, dan tanpa meminta bayaran sepeserpun. Hal yang paling mengharukan, rakyat kecil yang sehari-harinya berjualan bakso, mie ayam, dan lainnya pun memberikan piring dan modalnya, karena kegembiraan yang tak tertahankan.

Sosok Jokowi memang merupakan sosok ayah bagi Indonesia. Ayah yang sederhana, mengayomi, dan mengerti akan permasalahan bangsa Indonesia. Layaknya seorang ayah, gaya bicaranya pun tidak dibuat-buat ketika berbicara kepada anak-anaknya. Dengan sederhana, ketika akan menuju ke tempat pelantikan, ia menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan akan menu sarapan paginya “pisang goreng separuh, minumnya jamu” ungkapnya. Ya, sederhana memang, tetapi itulah yang membuat sosoknya semakin tidak terlupakan.

Jokowi memang membuat Indonesia menjadi semakin dipandang dunia. Karena Jokowi, kini orang berbondong-bondong untuk melihat sosoknya dan dari dirinyalah terpancar Indonesia. Ya, Indonesia yang bukan hanya Bali, tetapi Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan Jakarta sebagai ibukotanya. Indonesia yang kaya akan keberagaman sukunya dan yang kaya akan alam serta hasil buminya. Juga Indonesia yang makmur dan berprestasi di mata dunia internasional.

Jokowi, sosok ayah yang akan mengayomi bangsa Indonesia dengan kesederhanaan dan kerajinannya. Seorang ayah yang giat memperjuangkan bangsanya. Seorang ayah yang akan membuat bangsa Indonesia akan dengan senyum berkata “Aku bangga menjadi bangsa Indonesia, aku bangga menjadi anak Indonesia.”

Fanya Jodie/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x