Mugabe: Mengulang Peristiwa Reformasi Tanah

(Business Lounge – News & Insight) Masih teringat peristiwa belasan tahun yang lalu ketika Presiden Robert Mugabe menyerukan reformasi tanah, saat ribuan petani tembakau kulit putih dipaksa menyerahkan lahannya kepada petani kulit hitam.

Lagi, sebuah pertentangan ras kembali terjadi di Zimbabwe, Afrika Selatan, ketika Mugabe di usianya yang ke-90, kembali menyerukan agar petani kulit putih yang ada di Zimbabwe menyerahkan tanah pertaniannya kepada petani kulit hitam dan kemudian meminta para petani kulit putih untuk pergi atau bekerja pada dunia industri.

Mugabe mensinyalir masih adanya keberadaan para petani kulit putih tersebut disebabkan dukungan dari beberapa orang yang duduk di pemerintahan.

Hal ini sangat disesalkan oleh para petani kulit putih. Selain itu, tindakan ini dapat berdampak cukup buruk bagi perekonomian Negara.

Mugabe telah berkuasa di Zimbabwe sejak kemerdekaan pada tahun 1980. Ia kembali terpilih sebagai presiden tahun lalu dengan 61% suara, mengalahkan saingannya Morgan Tsvangirai.

Apa yang diserukan Mugabe sangat mengejutkan, pasalnya pemerintah secara resmi telah mengakhiri program reformasi tanah pada dua tahun yang lalu. Banyak yang berpendapat tampaknya Mugabe ingin mengalihkan perhatian dari krisis ekonomi Zimbabwe, terutama pengangguran dan penutupan perusahaan yang kian memburuk.

Timbulnya Keresahan

Keputusan Mugabe telah menyebabkan keresahan di kalangan petani kulit putih yang saat ini berjumlah 100 hingga 150 orang yang tersisa di Zimbabwe. Hampir 15 tahun yang lalu, ribuan petani kulit putih dipaksa untuk meninggalkan pertanian setelah pemerintah meluncurkan program reformasi tanah yang kontroversial.

Perekonomian Zimbabwe

Saat ini Zimbabwe adalah salah satu negara dengan pendapatan per kapita terendah di dunia. Bahkan dalam sejarahnya, Zimbabwe pernah mengalami hiperinflasi terburuk di dunia, yaitu mencapai 2,2 juta%. Akibat hiperinflasi yang pernah terjadi di Zimbabwe, bank sentral Zimbabwe mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan 100 triliun dolar yang menjadi uang dengan nominal terbesar didunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke-4 100 triliun dolar uang lama digantikan menjadi $1 uang baru.

Dengan perekonomian yang terus memburuk, bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk memperbolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.

Sumber utama pendapatan pemerintah adalah ekspor nikel, platinum, berlian, dan tembakau.

Dampak Reformasi Tanah

Pertumbuhan perekonomian Zimbabwe saat ini terbilang lamban dan diperkirakan akan terus terjadi disebabkan gagalnya pemerintah untuk mengatasi hambatan struktural terhadap pertumbuhan sumber daya modal serta minimnya infrastruktur.

Jikalau kita mengulas kepada kejadian 15 tahun yang lalu pada waktu ribuan petani kulit putih dipaksa menyerahkan tanahnya di Zimbabwe telah mengakibatkan jatuhnya perekonomian selama 9 tahun berikutnya. Belum lagi para investor yang menarik dananya keluar menyebabkan semakin terpuruknya perekonomian Zimbabwe. Hiperinflasi pun terbang tinggi hingga mencapai 2,2juta%. Memang sejarah Zimbabwe berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris telah menyebabkan pertanian tembakau yang menjadi sumber perekonomian di Zimbabwe dikuasai oleh petani kulit putih.

Kali ini, Zimbabwe kembali memaksa semua petani kulit putih untuk melepaskan tanah pertaniannya. Apakah peristiwa memburuknya perekonomian Zimbabwe akan kembali terulang? Mungkin saja.

Mugabe seharunya telah memperhitungkan masak-masak akan tindakan yang diambilnya sehingga tidak berdampak terulangnya keterpurukan perekonomian Zimbabwe.

uthe/Journalist/VMN/BL

Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x