Senin lalu Presiden AS, Barack Obama beserta anggota kelompok 7 (G7) lainnya kecuali Rusia, berdiskuis mengenai langkah isolasi terhadap Rusia terkait aneksasi Krimea. Para pemimpin G7 juga berencana akan mendepak Rusia dar G8 jika situasi semakin memburuk. Apa yang dilakukan Rusia terhadap Krimea merupakan tindakan yang melawan hukum internasional.
Pemimpin Amerika Serikat (AS), Presiden Barack Obama dan sekutunya memperingatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa mereka akan menghadapi sanksi ekonomi yang berat pasca pendudukan Krimea.
Sejauh ini, sanksi yang telah diberikan oleh Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia mulai menunjukkan dampaknya. Dua lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor’s dan Fitch, menurunkan rating Rusia, dan sejumlah miliarder Rusia mulai kalut menjual saham mereka.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama juga telah mengumumkan perluasan sanksi terhadap Rusia. Selain mengeluarkan larangan visa kepada para pejabat dan pengusaha Rusia, Amerika juga menerapkan sanksi kepada Bank Rossiya, salah satu bank besar yang disebut-sebut dengan dengan Presiden Putin.
Selain itu, salah satu perusahaan minyak Rusia yang berkedudukan di Wina, Austria, mulai jadi sorotan setelah sanksi terhadap Rusia diperluas. Perusahaan minyak Gunvor didirikan oleh milyarder Rusia Gennady Timchenko, orang dekat Vladimir Putin. Menurut kabar yang beredar, Timchenko minggu ini menjual 43 persen sahamnya di Gunvor kepada mitra bisnisnya, pengusaha Swedia Torbjorn Tornqvist. Kini Tornqvist menguasai 87 persen saham Gunvor. Hal itu dilakukan Timchenko untuk menghindari pembekuan rekening Gunvor di Amerika Serikat.
Dengan semakin meluasnya dampak atas sanksi yang diberikan oleh Amerika dan sekutunya terhadap Rusia, maka perekonomian Rusia sedang terancam saat ini. Karena berbagai sektor industri di Rusia juga merasakan dampak langsung atas sanksi tersebut. Jika pemerintah Rusia tidak segera mengambil tindakan, maka bukan tidak mungkin Negara tersebuut akan emngalam krisis berkepanjangan.
Stephanie Rebecca / Analyst Research at Vibiz Research/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Foto: Antara