UBS

UBS Dituduh atas Skandal “Tuna Bonds” yang Melibatkan Credit Suisse

(Business Lounge – Global News) UBS kini menghadapi tuduhan pidana di Swiss sehubungan dengan skandal utang lama yang melibatkan sang pendahulu, Credit Suisse — kasus yang dikenal sebagai “Tuna Bonds.” Otoritas pemerintahan menuduh bank gagal menjalankan kewajiban pengawasan yang memadai terhadap transaksi mencurigakan yang terkait dengan utang negara asing, meskipun akuisisi antara UBS dan Credit Suisse telah terjadi beberapa tahun lalu.

Kasus ini berakar pada skema pembiayaan di awal dekade 2010-an, ketika Credit Suisse membantu mengatur pinjaman besar terhadap perusahaan milik negara di Mozambik. Pinjaman tersebut dikemas dalam obligasi dengan klaim digunakan untuk membiayai proyek perikanan tuna dan keamanan maritim. Namun dalam perkembangan berikutnya terungkap bahwa sebagian besar dana diselewengkan, banyak dana hilang, dan utang negara itu menyumbang beban krisis yang dalam bagi Mozambik.

Jaksa menyoroti sejumlah pembayaran mencurigakan, termasuk transfer dalam jumlah besar dari Mozambik ke rekening bank Eropa serta ke wilayah Uni Emirat Arab — aliran dana yang seharusnya masuk daftar transaksi mencurigakan, namun tidak dilaporkan sesuai prosedur. Bank dituduh melewati kewajiban anti-pencucian uang dan gagal melakukan due diligence secara serius saat transaksi berlangsung.

Karena akuisisi Credit Suisse oleh UBS terjadi pada 2023, seluruh tanggung jawab hukum dan liabilitas masa lalu kini berpindah ke UBS sebagai entitas penerus. Otoritas Swiss menyatakan bahwa penilaian akuisisi dan merger tidak menghapus potensi tanggung jawab pidana atas tindakan masa lalu, terutama jika ditemukan bahwa prosedur internal dan sistem kepatuhan pernah gagal dijalankan dengan benar.

Bagi UBS, tuduhan ini merupakan ujian besar. Jika pengadilan memutuskan bank bersalah, konsekuensinya tidak hanya berupa denda besar atau sanksi finansial — tetapi juga potensi krisis reputasi yang dapat mengguncang kepercayaan klien, regulator, dan pemangku kepentingan global. Dalam industri perbankan internasional, reputasi dan kepercayaan adalah aset penting; satu skandal besar bisa merusak citra institusi selama bertahun-tahun.

Kasus ini juga menjadi peringatan bagi seluruh institusi keuangan global bahwa merger dan akuisisi tidak otomatis membersihkan “warisan buruk.” Bank atau lembaga keuangan yang mengakuisisi entitas lain harus siap menanggung konsekuensi masa lalu apabila ditemukan pelanggaran serius. Sistem compliance, anti-pencucian uang, dan kontrol internal harus dijalankan secara konsisten — tidak hanya pada saat integrasi, tetapi terus dipertahankan sebagai standar operasional.

Di luar aspek hukum dan reputasi, kasus “Tuna Bonds” juga menggarisbawahi risiko sistemik ketika lembaga keuangan global memainkan peranan besar dalam pembiayaan luar negeri untuk negara-negara berkembang dengan governance lemah. Pemeriksaan ketat terhadap asal dana, proyek penerima pinjaman, dan transparansi penggunaan dana menjadi penting agar utang tidak berubah menjadi beban sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

UBS saat ini berada di persimpangan kritis: apakah mereka mampu membuktikan bahwa integrasi telah memperkuat kontrol internal dan kepatuhan — serta menghindari ikatan terhadap pelanggaran masa lalu — atau harus menghadapi konsekuensi berat yang bisa mengguncang posisi mereka di pasar global. Industri perbankan dunia kini menunggu dengan cermat bagaimana kasus ini berkembang — karena hasilnya bisa menetapkan preseden penting tentang akuntabilitas dalam akuisisi finansial internasional.