(Business Lounge – Global News) Raksasa manufaktur Taiwan, Foxconn Technology Group, mencatat laba kuartalan yang melampaui ekspektasi analis berkat lonjakan permintaan pada lini bisnis server kecerdasan buatan (AI). Seperti dilaporkan Bloomberg dan Reuters, segmen cloud dan produk jaringan—termasuk server AI—menyumbang sekitar 42% dari total pendapatan perusahaan, mempertahankan posisinya sebagai kontributor terbesar bagi kinerja Foxconn.
Foxconn, yang dikenal sebagai pemasok utama Apple untuk perangkat iPhone, kini tengah mengalami transformasi strategis menuju manufaktur berteknologi tinggi. Dalam laporan keuangannya, perusahaan melaporkan laba bersih yang meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didorong oleh permintaan kuat dari pusat data global yang tengah memperluas infrastruktur AI. “Bisnis server AI kami menjadi mesin pertumbuhan utama, dan kami memperkirakan momentum ini akan terus berlanjut hingga 2025,” ujar Chairman Young Liu dalam konferensi pers yang dikutip Reuters.
Menurut Nikkei Asia, lonjakan pesanan dari klien besar seperti Nvidia, Amazon Web Services, dan Google Cloud telah memperkuat posisi Foxconn dalam rantai pasok teknologi AI. Perusahaan tersebut kini tidak hanya memproduksi perangkat keras seperti server dan modul GPU, tetapi juga memperluas kemampuannya dalam desain sistem berperforma tinggi untuk pusat data.
Pendapatan dari segmen elektronik konsumen—yang mencakup iPhone—masih stabil namun tidak lagi menjadi pendorong utama. Sebaliknya, kontribusi dari produk cloud dan jaringan kini menjadi sorotan. Menurut Bloomberg Intelligence, transformasi Foxconn menuju penyedia solusi AI menjadikannya salah satu pemain penting di balik lonjakan infrastruktur komputasi global, terutama di Asia Timur dan Amerika Utara.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa margin laba perusahaan meningkat karena peningkatan efisiensi produksi dan pengelolaan rantai pasok yang lebih baik. Meskipun ketegangan geopolitik dan ketergantungan pada pasar Tiongkok tetap menjadi risiko, Foxconn berhasil memitigasi dampak melalui diversifikasi lokasi manufaktur, termasuk ekspansi di India, Vietnam, dan Meksiko.
Analis dari Morgan Stanley menilai hasil keuangan ini sebagai bukti keberhasilan strategi diversifikasi Foxconn. “Fokus perusahaan pada AI dan otomasi industri memperlihatkan kemampuan adaptasi luar biasa dalam menghadapi perlambatan di pasar elektronik konsumen,” tulis laporan analis tersebut.
Selain server AI, Foxconn juga berinvestasi dalam proyek-proyek kendaraan listrik (EV) dan semikonduktor sebagai bagian dari upaya memperluas portofolio bisnis bernilai tambah tinggi. Namun, segmen tersebut masih dalam tahap awal dan belum berkontribusi signifikan terhadap pendapatan keseluruhan.
Saham Foxconn naik di Bursa Taipei setelah laporan keuangan diumumkan, mencerminkan kepercayaan investor terhadap arah baru perusahaan. Dengan momentum yang kuat di bidang server AI dan cloud computing, Foxconn tampaknya siap memainkan peran lebih besar dalam ekosistem teknologi global, melampaui citranya sebagai sekadar produsen iPhone menjadi pemain utama di jantung revolusi AI.

