(Business Lounge – News Insight) Dalam lanskap pasar modal India yang tengah mencatat momentum bersejarah, perusahaan teknologi optik Lenskart Solutions Pvt Ltd yang didukung oleh konglomerat investasi Jepang SoftBank Group Corp sedang bersiap untuk menghimpun dana hingga $829 juta melalui penawaran umum perdana atau IPO di Mumbai. Langkah ini menandai salah satu rencana penggalangan dana terbesar di sektor konsumer digital India pada tahun 2025, memperkuat posisi negara tersebut sebagai episentrum baru bagi perusahaan teknologi yang tumbuh cepat di Asia Selatan.
Menurut laporan dari Bloomberg dan Reuters, Lenskart telah mengajukan dokumen prospektusnya kepada otoritas pasar modal India untuk menjual kombinasi saham baru dan saham lama yang dimiliki oleh investor lama, termasuk SoftBank Vision Fund, Kedaara Capital, dan pendiri Peyush Bansal. Dari total target sebesar $829 juta, sekitar $300 juta di antaranya berasal dari penerbitan saham baru, sementara sisanya akan dijual oleh pemegang saham yang ada.
Didirikan pada tahun 2010 oleh Bansal, seorang mantan karyawan Microsoft, Lenskart awalnya dimulai sebagai penjual kacamata daring yang sederhana. Namun dalam waktu kurang dari satu dekade, perusahaan ini berkembang menjadi raksasa teknologi ritel dengan lebih dari 2.500 gerai fisik di India dan Asia Tenggara. Menurut laporan Financial Times, strategi Lenskart yang menggabungkan platform digital yang kuat dengan pengalaman belanja offline terbukti menjadi keunggulan kompetitif di pasar dengan preferensi pelanggan yang beragam seperti India.
Pertumbuhan perusahaan ini dipicu oleh kombinasi tiga faktor kunci: meningkatnya kelas menengah India, penetrasi internet yang kian luas, dan perubahan gaya hidup pasca-pandemi yang membuat kebutuhan terhadap produk kesehatan mata melonjak. Lenskart menawarkan produk kacamata resep, kacamata gaya hidup, dan lensa kontak dengan harga kompetitif, namun tetap menjaga elemen personalisasi yang kuat melalui algoritma digital yang membantu pengguna menentukan ukuran dan bentuk bingkai ideal.
Menurut The Wall Street Journal, valuasi Lenskart setelah IPO bisa mencapai lebih dari $5 miliar, mencerminkan kepercayaan investor terhadap model bisnis yang memadukan teknologi, ritel, dan manufaktur. Perusahaan juga telah membangun fasilitas produksi berteknologi tinggi di India untuk mengurangi ketergantungan impor dan mempercepat waktu pengiriman.
Bagi SoftBank, IPO Lenskart menawarkan peluang keluar strategis setelah beberapa investasi teknologi globalnya menghadapi tekanan, termasuk penurunan valuasi portofolio seperti WeWork dan Oyo Hotels. Dengan menjual sebagian saham di Lenskart, SoftBank Vision Fund dapat merealisasikan keuntungan dan memperkuat reputasinya di sektor konsumer digital India, yang kini menjadi salah satu pasar prioritasnya setelah Jepang dan Amerika Serikat.
Namun di sisi lain, prospek IPO Lenskart juga muncul di tengah gejolak global pada sektor teknologi dan meningkatnya kehati-hatian investor terhadap valuasi tinggi. Menurut analis yang dikutip oleh CNBC, kinerja saham-saham teknologi yang baru melantai di bursa India pada tahun lalu memberikan pelajaran penting: investor kini lebih fokus pada profitabilitas dan efisiensi operasional dibanding pertumbuhan agresif semata. Karena itu, Lenskart perlu meyakinkan pasar bahwa ekspansinya yang cepat di luar negeri tetap diimbangi oleh fundamental keuangan yang solid.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa Lenskart mencatat pendapatan lebih dari $700 juta pada tahun fiskal terakhir dengan margin laba kotor yang meningkat, meskipun biaya ekspansi di Asia Tenggara dan Timur Tengah masih menekan laba bersih. Perusahaan telah memperluas operasinya ke Singapura, Uni Emirat Arab, dan Indonesia, dengan strategi membuka gerai premium yang menargetkan konsumen urban berpenghasilan tinggi.
IPO Lenskart juga menjadi bagian dari tren yang lebih luas di pasar modal India, di mana perusahaan rintisan dan unicorn domestik semakin aktif mencari pendanaan publik. Reuters mencatat bahwa total nilai IPO di India pada 2025 diperkirakan mencapai rekor lebih dari $20 miliar, menjadikan India salah satu pasar IPO paling dinamis di dunia, melampaui beberapa negara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Hong Kong.
Menurut Bloomberg Intelligence, peningkatan minat investor asing terhadap IPO di India disebabkan oleh stabilitas makroekonomi, reformasi kebijakan yang pro-bisnis, serta daya tarik sektor konsumer dan teknologi digital. Pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi juga mendorong inisiatif Make in India yang menarik banyak investasi sektor manufaktur dan teknologi.
Dalam konteks itu, kesuksesan IPO Lenskart berpotensi menjadi simbol kepercayaan baru terhadap inovasi konsumer berbasis teknologi India. Jika penawaran sahamnya berjalan lancar, Lenskart dapat menggunakan dana hasil IPO untuk mempercepat digitalisasi rantai pasokan, memperluas kapasitas produksi domestik, dan meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan dalam pengalaman belanja daringnya.
Financial Times menulis bahwa Bansal telah lama berambisi menjadikan Lenskart sebagai “Apple-nya dunia optik,” dengan menggabungkan desain eksklusif, pengalaman pelanggan yang intuitif, dan teknologi berbasis data untuk memahami kebutuhan visual konsumen. Pendekatan ini menjadikan Lenskart lebih dari sekadar penjual kacamata—melainkan platform gaya hidup yang berfokus pada kesehatan mata dan ekspresi diri.
Meski begitu, jalan menuju pasar publik tidak akan tanpa tantangan. Persaingan di industri ritel optik global semakin ketat dengan kehadiran pemain besar seperti EssilorLuxottica, Warby Parker, dan Zeiss, yang masing-masing memiliki jaringan distribusi dan teknologi canggih. Selain itu, fluktuasi mata uang dan perubahan perilaku konsumen pasca-pandemi dapat memengaruhi margin keuntungan jangka pendek.
Tetapi jika melihat momentum pasar India dan meningkatnya minat investor terhadap sektor konsumer berbasis teknologi, IPO Lenskart bisa menjadi katalis bagi gelombang baru penawaran saham dari startup besar India lainnya. Nama-nama seperti Ola Electric, Swiggy, dan Byju’s disebut-sebut sedang mempersiapkan langkah serupa, yang bersama-sama dapat mengubah citra India dari sekadar pasar pengguna teknologi menjadi pusat penciptaan nilai digital global.
Seperti dicatat oleh Bloomberg, keberhasilan IPO Lenskart akan menjadi ujian penting bagi daya tahan sektor konsumer teknologi India di tengah penyesuaian pasar global. Jika berhasil, langkah ini tak hanya memperkaya portofolio SoftBank tetapi juga menegaskan posisi India sebagai laboratorium pertumbuhan ekonomi digital dunia.
Perjalanan Lenskart dari startup kecil hingga menjadi calon emiten miliaran dolar mencerminkan evolusi ekosistem kewirausahaan India yang semakin matang. Dengan visi yang kuat, dukungan investor global, dan pasar domestik yang masif, IPO ini mungkin bukan sekadar penggalangan dana—melainkan tonggak bagi transformasi industri ritel optik dan teknologi konsumer di Asia.

