(Business Lounge – Technology) Pada awal Mei 2025, AT&T mengumumkan rencana akuisisi terhadap hampir seluruh unit bisnis serat optik untuk pasar massal milik Lumen Technologies, dengan nilai transaksi sebesar 5,75 miliar dolar AS. Langkah ini dinyatakan oleh AT&T sebagai bagian dari strategi percepatan akses internet berkecepatan tinggi bagi jutaan masyarakat Amerika. Namun di balik pernyataan bisnis yang tampak sederhana ini, terdapat peta jalan besar menuju perebutan dominasi infrastruktur digital masa depan Amerika Serikat, serta dinamika geopolitik dan teknologi yang semakin menajam.
Dalam keterangan resmi yang dikutip oleh The Wall Street Journal dan Bloomberg, AT&T menyebut bahwa akuisisi ini akan membawa sekitar 1,5 juta pelanggan fiber Lumen langsung ke dalam ekosistem AT&T, dengan potensi ekspansi layanan ke sekitar 12 juta lokasi tambahan di wilayah strategis. AT&T juga menegaskan bahwa infrastruktur fiber milik Lumen yang akan diambil alih adalah jaringan “modern dan efisien”, artinya siap untuk langsung diintegrasikan ke dalam sistem distribusi broadband berkecepatan tinggi AT&T.
Lumen Technologies, sebelumnya dikenal sebagai CenturyLink, selama beberapa tahun terakhir telah melakukan restrukturisasi besar-besaran untuk mengurangi eksposur pada bisnis ritel konsumen yang margin keuntungannya menipis. Fokus utama Lumen kini bergeser ke layanan enterprise dan edge computing, di mana mereka berharap bisa menjadi tulang punggung komunikasi data bagi perusahaan besar, institusi finansial, dan agensi pemerintahan. Dengan menjual unit pasar massal serat optik ini, Lumen secara efektif keluar dari segmen konsumen perumahan dan mempertegas transformasi menjadi penyedia infrastruktur digital B2B.
Sementara itu, bagi AT&T, akuisisi ini adalah konsolidasi yang strategis dan terencana. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini memang telah mengambil sejumlah langkah untuk memperkuat posisi mereka sebagai penyedia utama layanan fiber di Amerika Serikat. Sejak penjualan bisnis media WarnerMedia kepada Discovery, AT&T telah memfokuskan ulang misinya ke infrastruktur jaringan dan telekomunikasi inti. Ini mencakup ekspansi besar-besaran jaringan 5G dan fiber, serta penguatan ekosistem pelanggan di sektor rumah tangga dan usaha kecil.
Mengacu pada laporan CNBC, akuisisi ini akan dibiayai secara tunai oleh AT&T, dan tidak melibatkan penerbitan utang baru dalam jumlah besar, suatu sinyal kehati-hatian keuangan yang penting mengingat beban utang historis AT&T setelah ekspansi agresif di masa lalu. Laporan tersebut juga menekankan bahwa transaksi ini dapat membantu AT&T memperkuat posisinya di kawasan Midwest dan Selatan AS, wilayah yang sebelumnya menjadi kekuatan Lumen.
Lebih luas dari itu, akuisisi ini perlu dibaca dalam konteks persaingan industri broadband di Amerika Serikat, yang saat ini dikuasai oleh tiga pemain besar: Comcast, Charter, dan AT&T sendiri. Meskipun AT&T selama ini unggul dalam infrastruktur nirkabel, mereka tertinggal dari kompetitor dalam hal penetrasi broadband kabel dan fiber. Strategi memperluas cakupan fiber adalah kunci agar AT&T dapat mengimbangi dominasi pemain kabel dan menekan churn rate atau tingkat perpindahan pelanggan.
Perlu dicatat bahwa pasar broadband Amerika Serikat tengah mengalami transformasi besar akibat kombinasi tekanan politik, ekspektasi pasar, dan perkembangan teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah AS di bawah berbagai administrasi mendorong ekspansi akses internet cepat sebagai bagian dari agenda pemerataan digital, khususnya untuk kawasan rural dan underserved. Presiden Joe Biden, misalnya, dalam Infrastructure Investment and Jobs Act mengalokasikan puluhan miliar dolar untuk perluasan akses broadband nasional. Transaksi AT&T-Lumen dapat dikatakan inline dengan agenda nasional ini.
Namun, tetap ada tantangan fundamental. Pertama, tantangan integrasi. Seperti disorot oleh analis di Reuters, integrasi sistem teknis, layanan pelanggan, dan jaringan fisik milik Lumen ke dalam sistem AT&T memerlukan waktu, biaya, dan risiko yang tidak kecil. Setiap inkonsistensi dalam integrasi bisa mengganggu kualitas layanan atau menurunkan kepuasan pelanggan. Kedua, regulasi. Meskipun transaksi ini diprediksi lolos dari hambatan antitrust karena tidak menghilangkan persaingan besar secara langsung, tetap saja pengawasan dari Federal Communications Commission (FCC) dan Departemen Kehakiman AS sangat mungkin dilakukan, terutama menyangkut perlindungan konsumen.
Di sisi lain, transaksi ini mempertegas pergeseran arah bisnis industri telekomunikasi global: dari sekadar penyedia konektivitas menjadi pemilik dan pengelola infrastruktur strategis. Fiber optik tidak hanya menjadi sarana menonton video atau mengunduh file; ia telah menjadi fondasi dari seluruh ekosistem digital modern — mulai dari cloud computing, kecerdasan buatan, hingga edge computing yang menopang teknologi kendaraan otonom dan smart city. Dalam kerangka ini, AT&T tampak tengah mempersiapkan diri untuk menjadi lebih dari sekadar operator, melainkan arsitek infrastruktur digital nasional.
Bagi Lumen sendiri, transaksi ini bukan akhir, melainkan awal fase bisnis baru yang lebih fokus. CEO Kate Johnson menegaskan bahwa pendapatan dari akuisisi akan digunakan untuk memperkuat portofolio layanan enterprise, termasuk layanan edge cloud dan software-defined networking (SDN). Strategi ini mengikuti tren global di mana nilai tambah terbesar tidak lagi di titik konektivitas, tetapi di lapisan atasnya — yaitu manajemen data, keamanan siber, dan orkestrasi layanan digital.
Menariknya, di tengah geliat konsolidasi ini, perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Amazon dan Google juga secara diam-diam memperluas jaringan fiber mereka sendiri, khususnya untuk mendukung kebutuhan pusat data dan layanan cloud. Hal ini menunjukkan bahwa kendali atas infrastruktur koneksi bukan lagi domain eksklusif perusahaan telekomunikasi konvensional. Dengan kata lain, persaingan tidak lagi hanya antar-operator, tetapi lintas-sektor — antara telko, tech giant, dan bahkan perusahaan energi yang mulai membangun infrastruktur jaringan sendiri.
Transaksi AT&T-Lumen ini adalah salah satu ilustrasi paling konkret dari pertarungan di ranah infrastruktur digital. Di tengah dunia yang semakin terkoneksi, kepemilikan atas jaringan fisik menjadi penentu utama dalam persaingan global. Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan bandwidth akibat AI, augmented reality, dan aplikasi real-time lainnya, siapa yang menguasai jalur fiber, dialah yang mengendalikan masa depan. AT&T tampaknya menyadari hal ini — dan bergerak lebih awal.