ING Fokus pada Ekspansi Organik, Hindari Merger dan Akuisisi

(Business Lounge Journal – Global News)

ING Groep tetap teguh pada rencananya untuk tumbuh secara organik di pasar tempat mereka beroperasi, meskipun banyak pesaing Eropa lainnya mulai beralih ke merger dan akuisisi (M&A) untuk memperluas jangkauan mereka. “Kami ingin menjadi lebih besar, lebih baik, dan lebih berdampak di pasar yang saat ini kami jalani,” ujar Marnix van Stiphout, Kepala Operasional ING, dalam sebuah wawancara. Beberapa bank terbesar di Eropa, yang sebelumnya fokus pada pemulihan, kini mulai mengajukan kesepakatan akuisisi, meningkatkan spekulasi bahwa industri perbankan di benua itu akan segera memasuki gelombang konsolidasi yang sudah lama dinanti-nanti.

Setelah bertahun-tahun menjalani proses pemulihan pasca-krisis, banyak pemberi pinjaman Eropa kini berada pada posisi yang lebih stabil, memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan kesepakatan besar. Banyak bank yang telah membersihkan neraca mereka, memulihkan profitabilitas, dan mulai menyerahkan miliaran euro dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Namun, meskipun ada banyak dorongan untuk konsolidasi, beberapa tawaran penting, seperti yang dilakukan BBVA untuk Banco de Sabadell dan UniCredit untuk mengakuisisi Commerzbank dan Banco BPM, telah menemui hambatan.

Meskipun ING tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk tumbuh melalui akuisisi, bank asal Belanda ini lebih memilih untuk memfokuskan perhatian pada pertumbuhan di pasar yang sudah ada dengan pendekatan yang mengutamakan digitalisasi. Para eksekutif di ING—yang didirikan pada tahun 1991 melalui penggabungan perusahaan asuransi Belanda Nationale-Nederlanden dan bank pos NMB Postbank—menyatakan bahwa mereka terbuka untuk peluang transaksi yang dapat mempercepat pertumbuhan. Namun, mereka menegaskan bahwa setiap transaksi yang dilakukan harus memenuhi kriteria yang ketat dan memberikan nilai tambah, sinergi, serta berfokus pada sektor ritel. CEO ING, Steven van Rijswijk, menjelaskan hal ini kepada para investor pada bulan Juni.

Strategi utama ING adalah mengembangkan perbankan digital sebagai mesin utama pertumbuhan perusahaan. ING merupakan salah satu pelopor dalam menawarkan perbankan digital di Eropa, memperkenalkan konsep perbankan ritel tanpa cabang dengan peluncuran ING Direct pada tahun 1997. Dalam lebih dari satu dekade, ING berfokus pada pengurangan jumlah cabang fisik dan memperkuat jejak digitalnya. Perusahaan ini juga keluar dari beberapa pasar dengan kehadiran yang kecil, seperti Prancis dan Filipina, serta menjual bisnis perbankan daring AS-nya kepada Capital One pada tahun 2012 senilai $9 miliar. Namun, ING tetap mempertahankan posisi yang kuat dalam perbankan grosir di AS.

Meskipun kapasitas digitalnya dapat ditingkatkan, ING tidak berupaya untuk melakukan ekspansi geografis secara besar-besaran. Dibandingkan dengan model tradisional yang mengharuskan pembukaan cabang fisik di pasar baru, strategi digital-first memungkinkan ING untuk memasuki pasar baru secara lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah. Analis Berenberg, Hugh Moorhead, dalam catatan penelitiannya menjelaskan bahwa pendekatan ini memungkinkan ING untuk mengurangi biaya ekspansi tanpa perlu berinvestasi besar dalam infrastruktur fisik.

Salah satu pilar utama dari strategi pertumbuhan ING adalah fokus pada segmen ritel yang sudah ada. Bank ini berusaha untuk memperbesar pangsa pasar di bidang hipotek dan menawarkan lebih banyak layanan kepada pengusaha serta usaha kecil dan menengah (UKM). ING juga mendorong penjualan silang produk untuk meningkatkan pendapatan dari biaya, dengan memperluas berbagai produk perbankan yang ditawarkan kepada nasabah. Di luar pasar intinya seperti Belanda, Belgia, dan Luksemburg, ING memiliki operasi perbankan ritel di tujuh negara lain, termasuk Jerman, Italia, Spanyol, dan Australia, meskipun pangsa pasarnya relatif rendah di negara-negara tersebut.

Kompetisi di negara-negara tersebut semakin ketat, karena bank-bank tradisional memperkuat layanan digital mereka untuk tetap relevan, sementara neobank—bank-bank berbasis digital—juga mencoba untuk mengganggu industri dengan menawarkan layanan yang lebih efisien dan lebih terjangkau. Meskipun demikian, van Stiphout menegaskan bahwa ING tidak merasa tertekan oleh persaingan. “Kami tidak merasa gugup atau terpaksa mengubah cara kami beroperasi hanya karena bank lain melakukan sesuatu yang berbeda,” ujarnya. “Kami percaya pada agenda kami sendiri, dan kami percaya pada kecepatan kami sendiri dalam beradaptasi dengan perubahan.”

Van Stiphout juga menyatakan bahwa ING akan terus berfokus pada peningkatan pengalaman nasabah melalui platform digital mereka, memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan tanpa terburu-buru mengikuti tren yang tidak sesuai dengan strategi jangka panjang mereka. ING yakin bahwa keunggulan dalam perbankan digital akan menjadi kunci keberhasilan mereka dalam mengatasi persaingan yang semakin sengit di pasar yang semakin terfragmentasi.

Kendati pasar Eropa mengalami tekanan karena tingginya tingkat persaingan dan transformasi digital yang cepat, ING yakin bahwa model bisnis yang mereka pilih, yang menekankan pada efisiensi biaya dan pengalaman digital, akan membawa mereka menuju kesuksesan yang berkelanjutan. Dengan fokus pada peningkatan layanan ritel dan pengembangan kapasitas digital, ING berupaya untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar yang sudah ada, tanpa harus bergantung pada strategi merger dan akuisisi yang mungkin membawa risiko lebih besar.

Bagi ING, tantangan utama bukanlah kompetisi dengan bank-bank besar lainnya, tetapi bagaimana mereka dapat terus menawarkan inovasi dalam layanan perbankan dan mempertahankan loyalitas pelanggan di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Dalam beberapa tahun mendatang, bank ini berharap dapat mengukir posisi yang lebih kuat di pasar Eropa, sambil memanfaatkan kekuatan digital untuk membuka peluang pertumbuhan baru.