Salah Memprediksi, P & G Mulai Cari Keuntungan di Tiongkok

(Business Lounge – Global News) Procter & Gamble Co., perusahaan konsumen terkemuka Amerika yang juga terkenal dengan produk popok Pampers, baru-baru ini meluncurkan sebuah popok premium di Tiongkok. Popok baru tersebut merupakan upaya terbaru dari P & G untuk menarik permintaan konsumen terhadap produk berkualitas tinggi di Tiongkok.

Kesalahan di Tiongkok

Sebelumnya, P & G melakukan kesalahan dengan menganggap bahwa masyarakat kelas menengah lebih memilih untuk berhemat dengan popok yang lebih murah. Hal ini terbukti salah setelah banyak masyarakat kelas menengah ke atas di Tiongkok lebih memilih popok dengan harga yang lebih mahal dengan kualitas tinggi dibandingkan dengan popok murah.

P & G bukanlah perusahaan Amerika pertama yang melakukan kesalahan. Retailer elektronik, Best Buy Co. sebelumnya menutup usahanya di Tiongkok tahun lalu, setelah mengetahui bahwa pembeli lebih suka membeli mesin cuci dari pada sistem hiburan rumah. Pada tahun 2012, Home Depot Inc, retailer perbaikan rumah dari AS, menutup toko-toko besarnya di Tiongkok setelah salah memahami selera negara terhadap produk do-it-yourself.

Trend Popok Mewah di Tiongkok

P & G menyoroti perkembangan mengejutkan di salah satu pasar dunia yang paling penting: konsumen Tiogkok terbukti semakin bersedia untuk berbelanja secara royal, tidak hanya membeli smartphone senilai USD 700 atau sekitar IDR 9,1 juta, tetapi juga pada hal-hal kecil yang juga mewah seperti popok yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

P & G mungkin memiliki pasar popok yang berkualitas di AS, tetapi para orang tua di Tiongkok ternyata sanggup untuk membeli popok import dari Jepang dalam beberapa tahun terakhir dan meninggalkan Pampers, sehingga popok yang telah lama dibuat secara lokal untuk maksud penghematan tersebut mengalami penurunan.

Banyak orang tua yang memilih untuk membeli popok impor bermerek dan berkualitas tinggi dibandingkan dengan yang murah harganya, sehingga kualitasnya diragukan.

Peluang Terbesar Datang dari Tiongkok

pampers

Tiongkok sudah lama menjadi pasar pertumbuhan penting bagi para perusahaan konsumen.

Banyak perusahaan yang berfokus pada konsumen sekarang terhisap untuk pindah kepada konsumen terbesar di Tiongkok. Wal-Mart Stores Inc. merenovasi tokonya di Tiongkok dan mengisi stok rak barangnya dengan makanan impor seperti kacang pecan yang di produksi di AS dan Ocean Spray Craisins. Perusahaan makanan Swiss─Nestlé SA, yang memiliki bisnis besar di Tiongkok menjual kopi instan dengan harga murah, kini menawarkan Nescafé Dolce Gusto, hasil mesin kopi rumah yang berkualitas yang membuat cappuccino dan macchiato polong.

Bagian dari strategi P & G untuk meningkatkan penjualan di Tiongkok adalah celana popok premium seharga 50 sen per buah. Harga ini lebih tinggi dibandingkan popok termahal Pampers di Amerika Serikat dan lebih dari tiga kali biaya beberapa varietas Pampers lain. Produk baru ini disebut Pampers Premium Care Pants, dibuat di Jepang. Menurut kemasannya, produk tersebut mengandung lotion bayi, dan memiliki pengindikator basah.

Persaingan Ketat

Akan tetapi, P & G terjebak oleh pergeseran terbaru dalam preferensi konsumen untuk popok premium yang diimpor dari merek Jepang, Merries dan Moony, yang dibuat oleh Unicharm Corp., dan bahkan popok Huggies milik Kimberly Clark Corp., saingan dari Pampers yang telah lebih dulu mengembangkan dirinya sebagai produsen premium di Tiongkok, meskipun sebagian besar produk mereka diproduksi secara lokal.

Tahun lalu, pangsa pasar popok P & G di Tiongkok jatuh menjadi 24,3% dari 28,8% pada tahun 2013.

Dibutuhkan Modifikasi

Salah satu masalahnya adalah desain. Di Amerika, P & G telah lama dominan dengan model popok yang kedua sisinya diikat bersama-sama dengan pita, dan mengharuskan bayi untuk berbaring selama pemasangan popok. Di Tiongkok dan pasar berkembang lainnya, orang tua semakin lebih memilih popok yang seperti celana, yang bisa dipasang dengan mudah ketika bayi atau balita mereka berdiri.

P & G telah menjual produk tersebut selama dua dekade, tetapi tidak menekankannya sebelumnya karena tidak yakin akan peluang pasar, dan celana popok lebih mahal dan lebih rumit untuk dibuat.

Sekarang, P & G memprediksi dapat menghasilkan USD 2 milyar hingga USD 3 milyar dalam penjualan global dari celana popok jika menerapkan strategi yang tepat.

Alvin Wiryo Limanjaya/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x