Strategi Break Event Point (BEP)

Infog-13

(Business Lounge – Strategic)  Saat ini berbisnis sangat digemari masyarakat, mulai dari bisnis kecil-kecilan seperti online shop yang sangat marak sampai bisnis skala besar seperti membuka restaurant atau yang lainnya, sebab membuka usaha tidak lagi harus membutuhkan modal yang besar, ada banyak pilihan dimana anda dapat membuka usaha sendiri, system kemitraan atau waralaba yang tentunya menawarkan banyak pilihan menarik ditambah lagi janji yang ditawarkan adalah balik modal dalam waktu yang tergolong cepat dengan modal yang tidak terlalu besar.

Jika anda ingin memulai sebuah usaha maka salah satu hal yang anda inginkan adalah cepatnya break event point atau sering disebut BEP atau balik modal.

BEP ( Break Event Point) sangat penting bagi perusahaan, mengapa? Karena BEP digunakan untuk menentukan besaran jumlah produksi yang akan dihasilkan dan nilai harga jual barang tersebut. Dengan menggunakan analisa BEP maka perusahaan dapat memprediksi laba, kerugian, harga jual, produksi, keuntungan, dan lain sebagainya.

Apa yang dimaksud dengan istilah BEP? Menurut beberapa ahli BEP adalah sebagai berikut:
Menurut, Alwi ( 1994 : 265 ), menyatakan bahwa BEP adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian ( penghasilan = total biaya ).

Menurut Mulyadi ( 1992 : 72)menyatakan bahwa Impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, dengan kata lain suatu usaha dikatakan Impas apabila jumlah penghasilan sama dengan biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap saja.

Menurut Hansen dan Mowen ( 1904 : 309 ) menyatakan “ break Even Analysis is a popular and commonly used tool for analyzing the relationship between sales volume and prfitabiliy”.

Jika dilihat dari beberapa segi maka BEP memiliki pengertian yang berbeda lagi yaitu sebagai berikut
Menurut Sutrisno ( 2000 : 216 ) BEP adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.

1. Ditinjau dari Segi Kuantitas Produksi
Menurut T. Hani handoko ( 1984 : 307 ) BEP adalah analisa yang digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk ( Rupiah atau unit keluaran ) yang dihasilkan agar perusahaan tidak rugi dan tidak untung.

2. Ditinjau dari Segi Biaya
Menurut Mulyadi ( 1984 : 72 ) BEP adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak merugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas apabila jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya, atau apabila marginal income hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.

3. Ditinjau dari Segi Laba
Menurut komarudin ( 1983 : 44 ) BEP adalah volume keseimbangan dimana besarnya penjualan tanpa diderita kerugian atau memperoleh laba dan menutup semua biaya yang telah dikeluarkan.
Break Even Volume = Biaya tetap
Hasil penjualan – biaya variabel
Volume penjualan

Berdasarkan pengertian dari berbagai sudut pandang diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian BEP ( Break Even Point ) adalah Suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan untuk menentukan jumlah produk dalam Rupiah atau unit perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. (penghasilan = total biaya).

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perushaan dikaatakan mencapai break even point apabila dalam suatu periode kerja tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita kerugian dimana laba adalah nol. Jadi dapat dikatakan break even point hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu, sehingga analisis break even point ini sering disebut dengan cost, volume, profit analisis.

Lalu strategi apa yang diperlukan suatu perusahaan untuk mencapai break event point (BEP) ? Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Menentukan target penjualan

Menentukan target penjualan untuk 3 bulan pertama sangat berguna agar kita dapat memprediksi dan memperhitungkan besarnya biaya operasional yang harus kita tanggung pada awal bisnis berjalan hingga penjualan tersebut dapat menutup biaya operasional bisnis bahkan menghasilkan keuntungan.

2. Manajemen yang baik
Setiap perusahaan pasti memiliki manajemen untuk mencapai tujuannya, diperlukan manajemen yang baik untuk dapat mengatur jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

3. Efisiensi biaya
Faktor-faktor yang sangat menentukan cepat lambatnya modal kita kembali adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Yang termasuk biaya tetap(fixed cost) antara lain adalah : listrik, telepon, gaji karyawan, biaya sewa tempat sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) adalah bahan baku.
Anda harus menepdapat melakukan penghematan terhadap biaya tetap dengan membuat aturan-aturan yang wajar, seperti mematikan lampu dan pendingin ruangan yg tidak terpakai, misalnya pada saat jam istirahat, menggunakan telepon tidak boleh untuk urusan pribadi.
Untuk biaya tidak tetap anda dapat mencari bahan baku yang murah dan kualitas tetap yang bagus.
Kemudian anda dapat mengoptimalkan cara kerja agar lebih produktif, semua upaya diatas dapat membantu efesiensi biaya, artinya makin kecil biaya yang dikeluarkan makin cepat balik modal.

4. Menetapkan harga penjualan yaitu harga barang yang akan kita jual
Hal ini mencakup mengenai bagaimana anda menetapkan harga premium ketika anda menciptakan produk baru dan bahkan ketika anda menawarkan potongan harga untuk mendapatkan pelanggan baru, biasanya strategi yang digunakan adalah penentuan harga berdasarkan biaya dimana anda dapat mengetahui berapa banyak yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang baru kemudian menetapkan harga.

Melaksanakan analisis break even point bukanlah hal yang sulit Jika anda dapat memperkirakan dengan tepat biaya dan penjualan Anda. Sebuah perusahaan mencapai break event point (BEP) atau titik impas saat total penjualannya atau pemasukan setara dengan pengeluaran keseluruhannya. Pada titik impas, tidak ada laba yang dihasilkan atau kerugian yang diderita. Kalkulasi ini penting bagi semua pebisnis karena titik impas batasan terendah laba saat menentukan margin.

(Dina Aryanti/kontributor Business Lounge)
Editor: Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x